Maksimalkan Edukasi Pencegahan Stunting, Dinkes-P2KB Tuban Sasar Remaja
- 11 May 2023 14:41
- Yolency
- Kegiatan Pemerintahan,
- 379
Tubankab - Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes-P2KB) Kabupaten Tuban memaksimalkan edukasi pencegahan stunting. Langkah tersebut diambil sebagai bentuk antisipasi tingginya jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas di Kabupaten Tuban.
Kabid Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Dinkes P2KB Tuban, dr. Atiek Supartingsih mengatakan kondisi demografi di Kabupaten Tuban yang didominasi kelompok umur 15 tahun ke atas harus mendapat perhatian khusus. Kondisi tersebut akan sangat mempengaruhi upaya percepatan penanganan stunting di Kabupaten Tuban.
“Keberhasilan penanganan stunting harus dimulai dari hulu, yaitu kelompok usia remaja,” ungkapnya kepada wartawan, Kamis (11/05).
Atiek Supartingsih menjelaskan pihaknya telah menyusun program pembinaan remaja, di antaranya Posyandu Remaja, Pusat Informasi Konseling Remaja (PIKR), Pembinaan Remaja di Sekolah. Dinkes-P2KB melatih sejumlah remaja pelatihan untuk mengedukasi teman sebayanya dengan memanfaatkan media sosial maupun komunikasi langsung. Selain itu, juga dijalankan program Bina Keluarga Remaja untuk mengedukasi keluarga anak.
Tidak hanya itu, Dinkes-P2KB Tuban juga bekerja sama dengan Dinas Pendidikan menjalankan program dan Aksi Bergizi (konsumsi tablet tambah darah). Kegiatan ini sebagai tindak lanjut atas semua kondisi remaja, calon pengantin ibu hamil di Kabupaten Tuban banyak yang menderita anemia, yaitu kekurangan jumlah sel darah merah dalam tubuh lebih rendah dari jumlah normal.
Atiek Supartingsih menambahkan remaja di Kabupaten Tuban juga diberikan pemahaman tentang kesehatan reproduksi remaja dan diimbau agar tidak menikah dini. Banyaknya pernikahan di usia muda berisiko anemia dan belum siapnya organ reproduksi remaja, terutama remaja putri.
“Kondisi tersebut memperbesar potensi bayi lahir dengan kondisi stunting,” jelasnya.
Remaja di Kabupaten Tuban diimbau agar mengonsumsi makanan bergizi, tablet tambah darah, dan mengurangi konsumsi makanan siap saji (junk food). Tidak hanya itu, sebisa mungkin mengikuti sosialisasi tentang kesehatan reproduksi remaja maupun program pembinaan remaja lainnya. (m agus h/hei)