Menteri ESDM Berikan 1.098 Paket Konversi BBM ke BBG, Jonan : Tak Ganggu Pasokan LPG Melon
- 13 November 2018 20:40
- Heri S
- Kegiatan Pemerintahan,
- 432
Tubankab - Menteri ESDM Ignasius Jonan memberikan 1.098 paket konversi BBM ke BBG kepada nelayan Tuban, dalam kunjungan kerjanya di Tuban, Selasa (13/11).
Bertempat di Mangrove Center, Jonan ditemani Bupati Tuban Fathul Huda, Wakil Bupati Tuban Noor Mahar Hussein Direktur Utama Pertamina Persero Nike Widyawati, serta Komisi VII DPR RI Satya Wirda Yuda secara simbolis memberikan 200 alat konversi BBM ke BBG, dari total jumlah 1.096 alat yang akan diberikan.
Direktur Infrastruktur Migas Alimuddin Baso dalam laporannya mengatakan, bantuan program konversi BBM ke BBG ini telah dilakukan selama 3 tahun berturut turut. "Kita sudah mulai bantuan ini dari 3 tahun lalu. 330 unit di tahun 2016, 566 unit di tahun 2017, dan hari ini closing 200 unit," jelas Ali.
Ia berharap, alat tersebut bisa bermanfaat bagi petani, dan juga negara. "Dari nelayan kami harap bisa membantu kesejahteraannya, dan dari sisi negara bisa menghemat penggunaan BBM nasional," katanya.
Ia juga berpesan agar alat konversi itu tidak dijual. "Saya pesen jangan dijual ya pak? Ini barang negara," katanya disambut gelak tawa para nelayan.
Sementara itu, Menteri ESDM Ignasius Jonan mengatakan, jika 1.096 paket tersebut akan didistribusikan hingga 2019. Otomatis, kekurangan akan diberikan di tahun depan. "Tahun ini 200, sisanya kita berikan secara bertahap hingga tahun depan," kata Jonan kepada awak media.
Jonan menjelaskan, program konversi BBM ke BBG untuk nelayan kecil dengan ukuran kapal di bawah 5 groston adalah semata-mata untuk mengurangi biaya produksi nelayan. Selain itu, juga meningkatkan kualitas ikan. "Selain hemat, juga untuk menghindarkan bau solar pada ikan hasil tangkapan nelayan, sehingga bisa dijual dengan harga lebih mahal," jelasnya.
Ia juga menegaskan, jika program ini tidak akan mengganggu pasokan LPG melon di Tuban. "Tidak akan ada hambatan, tidak ada gangguan, LPG akan ada terus. Bu Dirut Pertamina sudah menjamin," tegas Jonan.
Sementara itu, Bupati Tuban Fathul Huda mengucapkan terimakasihnya kepada kementerian yang telah memberikan bantuan kepada nelayan Tuban. Diharapkan, dengan bantuan tersebut, nelayan Tuban bisa lebih sejahtera, karena biaya lebih hemat.
"Terimakasih kami haturkan, nelayan kami sudah dibantu," kata bupati.
Bupati menambahkan, jumlah nelayan Tuban hingga saat ini 19 ribu orang, dan belum bisa hidup menggembirakan. "Mereka pekerja keras, tetapi pendapatan mereka minim," jelas bupati.
Ia meneruskan, sebenarnya nelayan Tuban beberapa telah melakukan konversi BBM ke BBG secara mandiri dengan merakit sendiri, tetapi pemkab tidak berani merekomendasi. "Sebenarnya nelayan kami sudah punya pemikiran ini, melalui bengkel kecil mereka merekayasa BBM ke BBG, tetapi kami tidak berani merekomendasikan karena terkait keamanan. Misal terjadi kecelakaan, seperti ledakan, kita tidak bisa bertanggungjawab. Maka saya berterimakasih atas bantuan ini," jelentereh bupati.
Bupati juga melaporkan, jika hingga saat ini sudah 1.000 nelayan Tuban menerima bantuan tersebut. "Sudah 1.000 yang menerima, kita hitung dari tahun 2016, ini masih kurang 1.000 lagi, mudah-mudahan bisa diselesaikan hingga tahun depan," harap bupati.
Dalam acara tersebut juga dibahas proyek strategis nasional yang direncanakan akan dibangun di Tuban, seperti kilang minyak Pertamina Rosneft. Bupati berharap mega proyek tersebut benar-benar akan dilaksanakan di Tuban.
"Kami sangat berharap itu Pak Menteri dan Bu Dirut. Akan besar manfaat yang akan tercipta jika proyek itu benar dibangun di Tuban," kata bupati.
Usai laksanakan pembagian alat konversi BBM ke BBG, Menteri Jonan beserta bupati, wabup dan tamu penting lainnya juga melakukan uji coba alat konversi di salah satu perahu milik nelayan. (nurul jamilah/hei)