Foto : Sihaen Dwi Trinanto Kepala Bagian (Kabag) Produksi Distribusi PDAM Tuban. (tauviq)

Meski Pemerataan Air Jadi Kendala, PDAM Tetap Bisa Atasi

Tubankab - Untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tuban menggunakan dua sistem distribusi air, yaitu sistem dari sumur bor yang ditransmisikan ke reservoir (tandon), kemudian baru didistribusikan ke pelanggan, dan sistem sumur bor yang langsung didistribusikan ke pelanggan. Kendati demikian, perusahaan daerah tersebut masih menemukan kendala untuk pemerataan air.  

Hal tersebut disampaikan oleh Sihaen Dwi Trinanto Kepala Bagian (Kabag) Produksi Distribusi PDAM Tuban ketika diwawancarai di ruang kerjanya, Jumat (04/05).

Lebih lanjut, Sihaen mengatakan, dari seluruh wilayah Tuban yang belum mendapat distribusi air dari PDAM adalah Kecamatan Singgahan, Kerek, dan Kenduruan.

Ia melanjutkan, untuk kebutuhan distribusi air wilayah kota, ada tiga wilayah yang tergabung di dalamnya, yaitu Kecamatan Semanding, Jenu dan Merakurak. “Produksi yang besar ada di Kecamatan Merakurak dan Semanding,” terangnya.

Sementara itu, masih kata Sihaen, untuk 12 kecamatan lainnya, termasuk Kecamatan Senori yang ikut tergabung dengan Kecamatan Bangilan mempunyai produksi air sendiri dengan menggunakan sistem sumur bor yang kemudian langsung didistribusikan ke pelanggan.

Ia menuturkan, sebenarnya di setiap kecamatan sudah ada distribusi air, khususnya untuk wilayah Singgahan, Kerek, dan Kenduruan. Namun, bentuknya adalah dari Himpunan Pengguna Air Minum (Hippam) penduduk.

Terkait dengan kendala, pihaknya mengaku kendala utamanya adalah pemerataan air. Sebab, jaringan pipa yang akan masuk ke wilayah yang belum mendapat distribusi air dari PDAM, sulit terjangkau.

Ia mencontohkan, jika pihaknya ingin memasang pipa lagi, maka harus menggunakan cara investasi yang lebih mahal, lantaran masih banyak jalan dan rumah yang sudah terbangun, sehingga harus ada biaya pengembalian.

“Namun secara bertahap tetap kita atasi, sehingga distribusi air bisa merata untuk ke depannya,” ungkapnya.

Ia juga menambahkan, dikarenakan kapur yang menumpuk mengakibatkan saluran baling-baling air menjadi tersendat dan tidak normal. Sehingga, alat ukur PDAM menjadi terganggu dan pihak PDAM kehilangan air. “Yaitu air yang tidak bisa dipertanggungjawabkan,” ujarnya.

Ke depan, rencananya pihaknya akan mencanangkan Kecamatan Singgahan untuk mendapat distribusi air dari PDAM. Sehingga, pemerataan air PDAM di seluruh wilayah kecamatan di Kabupaten Tuban dapat segera terwujud.

Perlu diketahui, untuk jumlah pengguna air PDAM di 16 kecamatan termasuk Kecamatan Senori yang tergabung dalam satu distribusi air dengan Kecamatan Bangilan adalah sebanyak 37.704 pengguna.(tauviqurrahman/hei)

comments powered by Disqus