Minat Baca Rendah, Gerakan Literasi Harus Segera Dimulai
- 18 July 2018 15:20
- Yolency
- Kegiatan Bupati dan Wakil Bupati,
- 1757
Tubankab - Bupati Tuban H. Fathul Huda dalam berbagai kesempatan selalu menekankan, jika kemajuan daerah dapat diukur dari kondisi literasi di daerah tersebut.
Menurut bupati, kondisi literasi di Kabupaten Tuban masih sangat rendah, hal tersebut dapat diamati dari minat baca masyarakat Tuban yang rendah. “Menonton televisi pada umumnya lebih dipilih masyarakat untuk menghabiskan waktu mereka, jadi animo masyarakat untuk membaca masih sangat rendah,” terang bupati.
Menurut data statistik, 80 persen masyarakat telah bisa baca tulis. Hal tersebut tak lantas membuat literasi meningkat. “Meskipun angka buta aksara kita rendah, tetapi tak serta merta semua suka membaca,” jelas bupati.
Atas hal tersebut, bupati meminta OPD terkait segera melaksanakan program Gerakan Literasi untuk meningkatkan minat baca masyarakat, terutama anak-anak. “Saya minta OPD terkait segera merangkul semua elemen untuk memulai gerakan ini,” tegas bupati.
Diketahui, data statistik yang berasal dari UNESCO menyebutkan, kondisi literasi Indonesia menempati peringkat 60 dari total 61 negara.
Data ini jelas menunjukkan, minat baca masyarakat Indonesia sangat lah rendah, bahkan sangat jauh tertinggal dari Singapura dan Malaysia. Tampaknya, Indonesia juga tidak bisa dibandingkan dengan masyarakat Amerika atau Eropa yang anak-anaknya dalam waktu satu tahun, sudah membaca sekitar 25-27 buku. Saat ini pemerintah sedang melakukan Gerakan Literasi Nasional (GLN).
Di Indonesia, jumlah minat baca sedikitnya hanya 0,01 persen buku per tahun. Hal ini menunjukan, jika literasi di Indonesia masih sangat rendah.
Adapun beberapa penyebab rendahnya minat baca masyarakat Indonesia, di antaranya, kebiasaan membaca belum ditanamkan sejak dini, kualitas sarana pendidikan yang masih minim akses dan belum merata, serta produksi buku di Indonesia yang masih dianggap kurang. (nurul jamilah/hei)