Foto : Kadinkes-P2KB Kabupaten Tuban, Bambang Priyo Utomo. (dok)

Mulai Agustus, Timbangan Bayi di Posyandu Sudah Pakai Antropometri Kid

Tubankab - Saat ini, Kementerian Kesehatan berfokus pada intervensi spesifik untuk penanganan stunting pada anak, baik yang dilakukan sebelum masa kelahiran maupun setelah kelahiran. Setelah kelahiran, deteksi dini stunting dilakukan melalui pengukuran di Posyandu.

Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes-P2KB) Kabupaten Tuban, Bambang Priyo Utomo menjelaskan, agar pemeriksaan pengukuran bayi terstandar dan akurat, Kementerian Kesehatan menggunakan antropometri di seluruh Posyandu di Indonesia. Hal ini  untuk bisa mendeteksi lebih cepat perlambatan pertambahan berat badan sehingga tidak terjadi malnutrisi kronik yang akhirnya menjadi stunting. Begitupun di Kabupaten Tuban, yang mulai diterapkan di bulan timbang Agustus ini.

“Mulai bulan timbang Agustus besok, seluruh Posyandu kita sudah pakai timbangan yang dipasangi antropometri kid,” ujar Bambang, Kamis (29/06).

Bambang melanjutkan, antropometri kid adalah seperangkat alat untuk mendeteksi status gizi anak. Artinya, timbangan bayi penting untuk dimiliki setiap Posyandu. Pasalnya, berat badan bayi dapat dikatakan sebagai faktor penentu dalam mendeteksi stunting.

Stunting kerap diasosiasikan sebagai kondisi anak pendek, namun berat badanlah yang menjadi acuan utama untuk menentukan status stunting pada anak. “Tinggi badan atau panjang badan bayi sedikit banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti faktor genetik. Sedangkan, berat badan pada bayi normal mengalami perubahan setiap harinya,” jelas Bambang.

Ia berharap, dengan hadirnya timbangan antropometri kid akan dihasilkan data akurat, baik berat badan bayi, hingga informasi penghambat pertumbuhan yang dialami bayi, sehingga penanganan stunting bisa lebih optimal.

Sementara itu, dilansir dari laman resmi Kemenkes, diagnosis stunting ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan antropometri dan penunjang.

Hasil pengukuran menjadi deteksi dini oleh kader di Posyandu, untuk kemudian dirujuk ke dokter di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) untuk diagnosis, pemberian konseling dan edukasi. Bayi dan Balita stunting kemudian dirujuk ke dokter spesialis anak di Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) untuk mengidentifikasi faktor-faktor medis atau red flags penyebab stunting. (nurul jamilah/hei)

comments powered by Disqus