KEMENTERIAN KOMINFO TANGKAL CYBER WAR DENGAN “BORN TO CONTROL”
- 25 January 2017 13:54
- Yolency
- Kegiatan Pemerintahan,
- 828
Tubankab - Pemerintah pusat membuat program ‘Born To Control’ guna mengantisipasi terjadinya ketimpangan atau masalah cyber war. Kondisi ini juga dirasa sangat penting agar pemerintah tidak lagi mengimpor atau tenaga ahli luar dalam penanganan masalah cyber security di negeri ini.
“Kita harus menjaga sebuah kedaulatan bangsa dengan mengedepankan peran cyber security guna menangkal kemungkinan cyber war yang bisa saja terjadi. Kelak kita punya generasi yang memiliki mindset bela dirimu dan bela bangsamu,” tukas Plt Kepala Biro Hubungan Masyarakat Kementerian Kominfo RI, Noor Iza, dalam siaran persnya, Rabu (25/01).
Indonesia, lanjut Nor Iza, masih kekurangan cyber security, dan itu bisa menimbulkan masalah yang sangat nyata dalam industri strategis, pertahanan, kesatuan bangsa dan bisnis. “Oleh karena itu, perlu ‘tentara’ Cyber yang dapat membela dan memperkuat pertahanan bangsa,’’ ujarnya.
Dalam berbagai macam masalah informasi teknologi (IT), kata Noor Iza, unsur sumber daya manusia (SDM) juga memegang peranan utama. Untuk itu, cetusnya, sangat perlu dipikirkan dan dipersiapkan guna mencegah ketimpangan pesatnya perkembangan dan kemajuan teknologi.
Lebih jauh Noor menjelaskan, rencananya Direktorat Keamanan Informasi Ditjen Aplikasi dan Informatika Kementerian Kominfo bersama PT Xynexis pada 30 Januari 2017 mendatang akan segera me-launching program "Born To Control” tersebut dengan menjaring 10 ribu kandidat gladiator cyber security Indonesia di Gedung Serbaguna Kantor Kominfo, Jl. Medan Merdeka Barat No. 9, Jakarta Pusat.
“Setelah itu akan dilakukan roadshow di 10 kota besar di Indonesia,’’ terangnya.
Menurut Noor, roadshow bertujuan mengajak masyarakat luas, khususnya para generasi muda, berumur 17 tahun ke atas yang berpendidikan menengah atas, hingga perguruan tinggi untuk mengikuti ajang ini.
Pendaftaran dapat dilakukan secara online melalui https://www.borntocontrol.id/registration atau kampus-kampus anggota Asosiasi Perguruan Tinggi Informatika dan Komputer (Aptikom). (nul/hei)