Nyalakan Semangat Pendidikan Bermutu, Sriyatni Alirkan Kebaikan Lewat Pena
- 02 May 2025 15:20
- Yolency
- Umum,
- 78
Tubankab – Di tengah gegap gempita peringatan Hari Pendidikan Nasional 2025, satu nama kembali mengalirkan makna di tengah-tengah dunia pendidikan Kabupaten Tuban. Dialah Sriyatni, M.Pd., seorang guru sekaligus Ketua Ikatan Guru Penulis Tuban (IGPT) yang hingga kini masih aktif membagikan semangat menulis dan cinta literasi kepada sesama pendidik dan siswa.
Mengajar di UPT SD Negeri Sumurjalak 2 Kecamatan Plumpang, Sriyatni bukan hanya seorang pengajar di ruang kelas. Ia adalah inspirasi berjalan yang percaya bahwa kekuatan kata dapat mengubah cara pandang, membangkitkan semangat, dan membentuk karakter generasi masa depan.
“Tema Hari Pendidikan Nasional tahun ini, Partisipasi Semesta Wujudkan Pendidikan Bermutu, adalah pengingat penting bahwa pendidikan bukan hanya tugas guru di sekolah. Keluarga dan masyarakat harus ikut ambil bagian. Pendidikan sejati dimulai dari rumah, dari lingkungan yang ramah anak dan akhlak yang diteladankan,” ujarnya, Jumat (02/05).
Bagi Sriyatni, pendidikan bermutu tidak hanya ditentukan oleh kecakapan akademis, tetapi juga karakter dan akhlak mulia. Di tengah gempuran teknologi dan informasi, anak-anak membutuhkan figur panutan yang tidak hanya pandai, tetapi juga bijak dan penuh empati.
“Pola didik yang tepat adalah memberi keteladanan. Guru dan orang dewasa di sekeliling anak harus menjadi contoh nyata, bukan hanya dalam moral, tetapi juga dalam semangat belajar dan adaptasi teknologi,” tuturnya.
Sebagai Ketua IGPT, ia percaya bahwa kemampuan membaca dan menulis adalah fondasi utama untuk membangun karakter berpikir kritis, mandiri, dan kreatif. Menurutnya, siswa yang gemar membaca akan lebih tahan terhadap dampak negatif ketergantungan gawai. Siswa yang gemar menulis, akan lebih percaya diri dan dapat mengekspresikan pikirannya.
“Cara meningkatkan literasi dimulai dari keteladanan. Guru harus menjadi teladan suka membaca dan menulis. Ceritakan hal-hal inspiratif, ajak siswa menulis pengalaman mereka, dan bantu mereka menerbitkan karya. Mereka akan merasa bangga dan percaya bahwa menulis itu menyenangkan, bahkan bisa mengubah hidup,” jelasnya.
Komitmennya terhadap literasi tak sekadar ucapan. Sriyatni aktif menulis di blog pribadi, menyusun buku bersama IGPT, dan terlibat dalam komunitas menulis lainnya. Ia yakin bahwa tulisan adalah amal jariyah yang tak lekang oleh waktu.
“Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Saya percaya bahwa apa yang kita tulis dengan hati akan menjadi warisan makna bagi generasi yang akan datang. Membaca agar mengenal dunia, menulis agar dunia mengenalmu,” ungkapnya dengan mata berbinar.
Menutup percakapan, Sriyatni menyampaikan harapannya untuk pendidikan di masa depan. Ia ingin melihat sinergi yang kuat antara siswa, guru, orangtua, masyarakat, dan pemangku kebijakan agar pendidikan benar-benar menjadi jalan menuju kebaikan yang hakiki.
“Pendidikan adalah tanggung jawab bersama. Mari kita terus menyalakan obor ilmu dan akhlak, agar anak-anak kita tak hanya cerdas secara pengetahuan, tapi juga tangguh secara moral,” ujarnya.
Dan dalam semangat nasionalisme yang sederhana namun mendalam, ia menutupnya dengan pantun:
"Burung Nuri burung Pelikan, Bangun Negeri Majukan Pendidikan". (dadang bs/hei)