Foto : Para pegawai Kemenag usai upacara di Hari Santri Nasional juga memberikan santunan. (chusnul)

Pegawai Kantor Kemenag Gelar Upacara Peringatan Hari Santri dengan Bersarung

Tubankab - Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional (HSN) tepat pada 22 Oktober 2018, Kementerian Agama Kabupaten Tuban melaksanakan upacara di halaman kantor Kemenag yang beralamatkan di Jalan Wahidin Sudiro Husodo 47 Tuban, Senin (22/10).

Upacara ini diikuti oleh jajaran kasi dan penyelenggara, Kepala KUA, pengawas, penyuluh agama dan staf kantor dan bertindak sebagai pembina upacara adalah Drs. H.M. Sahid, MM, Kepala Kantor Kemenag Tuban. Menariknya, semua peserta upacara hari efektif bekerja tersebut dilaksanakan dengan bersarung.

Dalam kegiatan upacara ini juga disematkan pemberian santunan kepada 5 orang siswa madrasah yang kurang mampu, 15 orang santri pondok pesantren (masing-masing Rp 500 ribu) dan 35 Kepala Keluarga (KK) korban bencana gempa dan tsunami di Palu, Sigi dan Donggala, Sulawesi Tengah asal Kabupaten Tuban dengan total sebanyak Rp 22.550.000.Semua pemberian dana itu diambilkan dari Unit Pengelola Zakat (UPZ) Kemenag Tuban.

Selain itu, juga ada penyerahan penggalangan dana korban gempa Palu, Sigi dan Donggala oleh Kasi Penyelenggara Syari'ah, H. Mashari kepada Kepala Kantor Kemenag Tuban untuk diteruskan dana bantuan itu ke Kanwil Kemenag Provinsi Jatim sebanyak Rp. 57.782.700.

Dalam sambutannya, Kepala Kantor Kemenag Tuban, Drs. HM. Sahid, MM menyampaikan, intisari HSN berawal dari resolusi jihad yang dikumandangkan oleh Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy'ari pada 22 Oktober 1945 di Surabaya. Selanjutnya, diulas kemerdekaan yang diraih oleh bangsa Indonesia 73 tahun lalu. Hal itu tidak bisa lepas dari peran ulama, kiai dan santri.

Selain itu, pejabat asal Gresik tersebut menjelaskan, seiring perkembangan zaman, pesantren mempunyai 3 tantangan, meliputi: minimnya kesadaran untuk mempelajari agama dari sumbernya yang asli berbahasa Arab, seperti kitab kuning. Lalu, lebih mempercayai sebuah kebenaran tanpa konfirmasi lebih jauh secara ilmiah. Dan yang terakhir menurutnya, pemahaman keagamaan yang minim, karena mereka hidup di era milenial yang hidupnya 24 jam selalu berhadapan dengan internet.

“Di hari santri ini kita mempunyai kado berupa rancangan undang-undang pondok pesantren dan lembaga keagamaan yang masih digodok, dan di-launching lagu resmi HSN, yaitu Mars Santri,” pungkasnya.

Kegiatan hari santri ini oleh Kementerian Agama Kabupaten Tuban akan berlanjut dengan kegiatan bakti sosial yang akan diselenggarakan pada 24 Oktober 2018 di Kecamatan Soko yang dikemas dalam penyerahan bingkisan untuk kaum duafa dan pengobatan gratis. Dilanjut pelaksanaan Musabaqoh Qiro'atil Kutub (MQK) pada 30 Oktober 2018 mendatang, diikuti oleh seluruh perwakilan pondok pesantren se-Kabupaten Tuban di Ponpes Riyadul Mubtadiin Kecamatan Singgahan. Dan terakhir, Diklat Santri pada 31 Oktober 2018 di Pendopo Kridho Manunggal Tuban. (chusnul huda/hei)

comments powered by Disqus