PELANTIKAN PKK KECAMATAN, BUPATI HUDA : CONTOHLAH ISTRI NABI MUHAMMAD
- 25 April 2017 16:20
- Heri S
- Kegiatan Pemerintahan,
- 402
Tubankab- Di balik suami yang sukses, di belakangnya pasti ada istri yang solihah terhadap suami, sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “wanita adalah tiang negara, apabila wanitanya baik, maka baik pula negaranya, dan apabila wanitanya jelek maka jelek pula negaranya”.
Hal ini disampaikan oleh Bupati Tuban H. Fathul Huda saat memberikan sambutan pada acara pelantikan PKK Kecamatan se- Kabupaten Tuban, di Gedung Korpri Tuban, Selasa (25/04).
Bupati Tuban mencontohkan, pemimpin dunia seperti Barrack Obama sampai mendiang Jhon Fitzgerald Kenedy yang kesuksesannya tak bisa dilepaskan dari peran istri mereka. “Lalu kalau kita tarik lagi ke jaman Nabi Muhammad, siapa di balik pria bersahaja kalau bukan sayidah Khodijah?,” ungkap Huda.
Lebih lanjut Huda membeberkan, hingga saat ini belum ada istri yang mampu menggantikan Khodijah. Ini dikarenakan saat semua orang masih meragukan Rasulullah, Khodijah menjadi orang yang sudah berjuang menghabiskan harta benda dan tenaga untuk suami tercinta.
Yang pertama perlu ditanamkan, terang Huda, adalah rasa kasih sayang. Sebab, dengan kasih sayang yang diberikan oleh istri kepada suami, maka suami akan semangat untuk berbuat yang terbaik untuk istri. “Dengan berbuat yang terbaik untuk istrinya, maka perbuatan yang terbaik untuk istrinya inilah yang memberikan dorongan untuk kesuskesan,” ujar Huda.
Suami dari Qodriyah ini juga menambahkan, untuk suskes perlu juga istri membuat suami lebih percaya diri, karena dengan begitu jika ada sesuatu akan ada dorongan atau semangat dari istri, agar suami lebih baik.
Lebih Lanjut, Huda menyampaikan agar semua ibu-ibu camat bisa menjadi Ibu angkat dari orang fakir, yang kemudian akan dilihat prestasi apa yang sudah diberikan atau dicapai. “Di desa orang fakir yang saya temui, pertama adalah orang fakir yang absolute, yakni sudah tua dan tidak mau diajak oleh anaknya. Ini disebabkan oleh dua hal, yakni lebih enjoy hidup sendiri karena sudah terbiasa sendiri, kemudian tidak ada yang tidak mau mengajak serta karena cucunya,” ujar Huda.
Bupati melanjutkan, ada juga orang fakir yang kooperatif, namun demikian tidak bisa diubah mindsetnya. Orang fakir seperti ini harus diberikan “mainan”. Pekerjaan yang kira-kira dia bisa, kemudian hasilnya harus kita beli. “Jadi ibu-ibu ini harus membikin satu mainan masing-masing PKK, kalau perlu sampai ke tingkat desa,” pinta bupati.
Lebih jauh Huda meminta agar Ibu-ibu PKK menganggarkan dana untuk menjadi ibu angkat untuk mengentas kemiskinan, sehingga apabila belum bisa dianggarkan ke APBD, nantinya bisa menggunakan dana kas terlebih dahulu. “Dana kas sekarang kan Rp. 20 miliar, Saya anggarkan nanti Rp.25 milyar,” janji Huda. (nng/hei)