PEMKAB GELAR HALALBIHALAL, BUPATI SINGGUNG SOAL KEMISKINAN

Tubankab - Memasuki hari pertama setelah libur panjang dan cuti bersama pasca Hari Raya Idul Fitri 1438 H, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tuban menggelar apel pagi dan acara Halalbihalal di lingkungan Pemkab Tuban, Senin (03/07).

Hadir dalam acara tersebut seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD), dan camat se-Kabupaten Tuban beserta seluruh karyawan.

Bupati Tuban H. Fathul Huda, yang menjadi pembina apel menyampaikan beberapa hal terkait esensi Hari Raya Idul Fitri dan kaitannya dengan pemerintahan. Menurutnya, setelah sebulan berpuasa, setiap Umat Muslim menjadi manusia yang baru.

“Semoga pelajaran yang kita dapat selama Ramadan, dapat kita terapkan untuk 11 bulan mendatang, khususnya terkait keikhlasan, kejujuran, dan kepekaan sosial,” ujarnya.

Berkaitan dengan kepekaan sosial, suami dari Qodriyah ini menyampaikan, Tuban dalam dua tahun ini mengalami peningkatan angka kemiskinan. Dari data yang ada pada 2015, Tuban berada di peringkat ke-7, sedangkan tahun berikutnya ada di peringkat ke-5.

“Ini menjadi indikator bahwa pembangunan kita belum berhasil. Tidak ada jalan lain selain bekerja keras memeras otak, terutama para camat yang merupakan ujung tombak pembangunan,” tegas Huda.

Masih menurut bupati dua periode ini, sesuai dengan visi dan misi Kabupaten Tuban, yang ingin mensejahterakan semua elemen, tidak hanya Pegawai Negeri Sipil (PNS), melainkan semua harus sejahtera.

“Sekarang ada wacana tunjangan kinerja untuk kesuksesan dan kesejahteraan PNS. Untuk itu jika tahun ini dan tahun depan angka kemiskinan bisa kita tekan, dan kita kembali ke peringkat 7, maka ini akan di-APBD-kan,” janji Huda.

Dalam kesempatan yang sama, Huda juga memberi perumpamaan yang diambil dari sebuah hadist. Menurutnya, semua laksana bangunan, bangunan akan menjadi kuat jika yang satu dan yang lainnya saling menunjang.

“Posisi atas dan bawah tidak bisa kita hindari. Yang menjadi atap harus rela menahan panas dan hujan, begitu pun yang menjadi lantai selalu siap untuk diinjak-injak orang banyak. Namun, saat semua saling menunjang, maka akan tercipta satu bangunan yang kokoh,” terangnya.

Pria 63 tahun iuni juga memberi pesan mendalam yang diambil dari perumpaman bangunan. Menurutnya bangunan untuk menjadi kokoh dan indah diperlukan juga elemen-elemen. Salah satu elemen pengikat adalah air. Dari air, jelas Huda, dapat diambil pelajaran bahwa semua harus memiliki hati yang lembut dan memiliki kepekaan sosial.

“Bangunan juga akan menjadi kokoh dan indah jika semua elemen tampak rata, tidak ada yang menonjolkan diri. Yang di atas, tengah dan bawah jangan merasa paling berjasa dalam pembangunan. Jika ada yang menonjolkan diri, maka yang lain merasa tidak nyaman,” pungkas Huda. (nanang wibowo/hei)

comments powered by Disqus