Pemkab Tuban Gelar Desk Pemenuhan Indikator Penilaian Kabupaten Sehat, Ini Harapannya
- 19 July 2024 18:15
- Heri S
- Kegiatan Pemerintahan,
- 391
Tubankab - Pemkab Tuban berharap bisa meraih predikat tertinggi pada penilaian Kabupaten/Kota Sehat se-Indonesia. Swasti Saba (Kota Sehat) adalah penghargaan yang diserahkan kepada kabupaten/kota yang memenuhi kriteria sehat dengan tiga tingkatan yakni Papada, Wiwerda, dan Wistara.
Guna mencapai predikat tersebut, telah digelar desk pemenuhan indikator penilaian Kabupaten Sehat dengan mengundang semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) pengampu penilaian indikator yang meliputi 9 tatanan. Desk sebagai langkah awal untuk melengkapi data penilaian Kabupaten Sehat tersebut dilaksanakan di Ruang Rapat KH Mustain Lantai 1 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappeda Litbang) Kabupaten Tuban, Jumat (19/07).
JF Adminkes Ahli Muda pada Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Tuban, Ike Mairina, S.Tr.Kes., menjelaskan, desk dilakukan untuk melengkapi data penilaian Kabupaten Sehat, karena tahun ini Tuban akan mengikuti penilaian tingkat Provinsi Jawa Timur (Jatim) sebelum melaju ke tingkat nasional.
“Pembinaan di tingkat provinsi ini sebagai bekal kita untuk mengikuti penilaian Kabupaten Sehat tingkat nasional pada 2025. Karena, sertifikat pembinaan provinsi merupakan salah satu syarat bagi kabupaten agar bisa mengikuti tingkat selanjutnya,” ungkapnya.
Berdasarkan penjelasan Ike, sapaan akrabnya, dari hasil evaluasi bersama Tim Pembina Kabupaten Sehat, ditemui beberapa tatanan yang nilainya masih rendah. Untuk itu, pihaknya segera berkoordinasi dengan pengampu 9 tatanan tersebut.
Kemudian, Ike menguraikan indikator-indikator pada 9 tatanan Kabupaten Sehat yang terdiri dari kawasan permukiman, sarana dan prasarana umum yang sehat; kawasan sarana tertib lalu lintas dan pelayanan transportasi yang sehat; kawasan industri dan perkantoran yang sehat; ketahanan pangan dan gizi; kehidupan masyarakat yang sehat yang mandiri; kehidupan sosial yang sehat; lingkungan pemukiman yang sehat; lingkungan kerja yang sehat; dan ketahanan bencana.
Hasil dari koordinasi, tambahnya, pengampu sembilan tatanan mau dan mampu bekerja sama dengan baik sekaligus berupaya agar bisa segera memenuhi pengisian indikator yang masih kurang. Selanjutnya, penilaian pengisian indikator ini menjadi bahan dasar dalam penyusunan dokumen Kabupaten Sehat yang harus diserahkan paling lambat 31 Juli 2024.
“Sebenarnya, kebanyakan indikator yang belum terisi karena belum ketemu langsung dengan bidang masing-masing. Karena, satu OPD bisa jadi pengampu di beberapa tatanan, jadi tidak hanya satu tatanan saja. Sehingga, kami harus benar-benar mencermati indikator- indikator tersebut,” ujarnya.
Setelah dilakukan koordinasi, lanjutnya, semua pengampu sudah memiliki data-data yang diperlukan. Harapannya, penilaian indikator Kabupaten Sehat bisa mendapatkan hasil maksimal sebagai bekal untuk menjadi Kabupaten Sehat dengan predikat Swasti Saba Wistara. (yeni dh/hei)