Foto : Petugas saat semprot sapi yang terkena penyakit. (mila)

Penanganan Kurang Tepat, Jadi Penyebab Kematian Ternak yang Terjangkit LSD

Tubankab - Tim Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP2P) Kabupaten Tuban, kembali menindaklanjuti laporan masyarakat terkait virus Lumpy Skin Disease (LSD) yang lebih dikenal masyarakat sebagai penyakit lato-lato pada ternak sapi.

Kali ini, tim Kesehatan Hewan DKP2P menuju ke Desa Penambangan, Kecamatan Semanding. Setidaknya, tim menangani 112 ekor sapi terjangkit LSD di desa tersebut .

Kabid Kesehatan Hewan Pipin Diah Larasati mengungkapkan, selain melakukan tindakan seperti pemberian antibiotik untuk luka, obat oral hingga injeksi, tim juga melakukan pemeriksaan kesehatan hewan secara menyeluruh. Hasilnya, tidak ditemukan infeksi sekunder penyakit lain, kecuali LSD.

Selain itu, ujar Pipin, LSD banyak menyerang sapi pedet dan sapi yang sudah tua yang rentan. “Dua ini memang rentan tertular, namun, jika ditangani dengan baik dan benar, akan sembuh,” ujar Pipin kepada awak media, Jumat (05/05).

Diakuinya, penanganan yang salah menjadi penyebab utama sapi terjangkit LSD mati. Banyak sapi mati karena saat sakit dimandikan. Untuk itu, pada kesempatan tersebut, pihaknya juga memberikan edukasi kepada masyarakat yang memiliki sapi untuk terus mengecek kesehatan hewan setiap hari.

“Selain itu juga menginformasikan bagaimana menanganai sapi yang terjangkit LSD dengan baik dan benar agar tidak terjadi kepanikan,’’ tukasnya.

Menurut Pipin, berdasarkan hasil pengecekan saat ini sebagian besar kondisi ternak dalam proses penyembuhan. “Angkanya belum bisa memastikan, namun untuk kasus kematian, presentasinya sangat kecil,” ucapnya.

Lebih jauh, Pipin berharap peternak terus proaktif memberi laporan ke petugas hewan, atau Pemdes. Masyarakat bisa menghubungi nomor 081233931917 untuk melapor. “Sinergi harus dibangun untuk menuntaskan kasus LSD di Kabupaten Tuban,” tutupnya. 

Sementara itu Medik Veteriner sub Koordinator Penjaminan Kesehatan Hewan DKP2P Kabupaten Tuban Septi Kusumaningtyas membagi tips, tentang bagaimana merawat ternak yang terkena LSD. Menurutnya, paling penting adalah memberikan makanan tinggi protein dan vitamin E yang bisa membantu regenerasi kulit. “Karena LSD menyerang kulit, jadi kita bisa melakukan perawatan kepada nodul-nodul (benjolan) dari luar, disertai suportif obat dan makanan tinggi protein untuk pemulihan dari dalam,” jelasnya.

Septi menerangkan, selain pentingnya memberikan suportif obat dari dokter, penting pula memberikan asupan protein yang bisa didapat dari ramuan  tradisional seperti  kunyit, bawang putih, telur dan madu untuk mendapat asupan protein dan meningkatkan stamina. Selain telur, memberikan pakan daun dari tumbuhan kacang-kacangan yang masih segar, juga akan memberikan tambahan protein. Kemudian, daun sambiroto dan bawang putih yang direbus, akan mengobati peradangan. 
" Semakin banyak protein, akan semakin baik untuk pemulihan," ucapnya.
Ia juga mengingatkan kepada para peternak untuk tidak memandikan sapi yang sakit atau demam. Hal ini untuk menghindari shock dan kerusakan  pembuluh darah akibat perubahan suhu tubuh secara drastis.
Untuk perawatan dari luar, peternak hanya perlu melakukan perawatan penyemprotan luka pada nodul berupa pestisida alami, dengan cara disemprotkan perlahan. Adapun bahan untuk membuat pestisida alami dengan merendam tembakau pada air panas selama satu malam. Kemudian, ditambah rimpang dlingo , bawang putih, dan daun sirsak yang direbus menggunakan dua liter air. Setelah dingin, tambahkan satu sendok makan sabun colek, kemudian diaduk, lalu diamkan selama semalam.

“Untuk menggunakan pestisida alami/ organik ini cukup dengan mengencerkan 10ml pestisida organik ini dg 10 liter air” ucapnya.

Ramuan pestisida alami ini bisa disemprotkan kepada hewan ternak secara perlahan dan lingkungan kandang. Bisa juga untuk menyemprot alat makan ternak untuk menghilangkan vector atau sumber pembawa virus, seperti lalat, caplak, nyamuk, serta sterilisasi semua benda di dalam kandang.

“Ini menjaga agar semua yang ada di kandang steril, dan yang paling penting menghilangkan vector,” sambungnya.

Septi mengaku, proses penyembuhan setiap ternak berbeda-beda tergantung daya tahan tubuh ternak itu sendiri. Untuk itu, penting memberikan asupan makanan yang kaya vitamin dan protein, serta memisahkan ternak yang sakit dengan yang sehat. (nurul jamilah/hei)

comments powered by Disqus