Foto : LPPL Tuban saat gelar Monday Talk di Radio Pradya Suara. (mila)

Percepat Konvergensi Stunting Melalui Ketahanan Pangan

Tubankab - Perencanaan permasalahan stunting merupakan masalah serius dalam pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia. Tantangan tersebut harus ditangani dengan baik untuk mencetak generasi ungul, berdaya saing, dan berkualitas.

Tenaga Ahli Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD) Kementerian Desa Agus Wahid menuturkan, berdasarkan Permendesa PDTT Nomor 13 tahun 2020 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2021 salah satu prioritas nasional skala desa adalah penanganan stunting.

“Untuk itu, diminta Pemdes lebih serius dalam menangani stunting melalui  penambahan alokasi dana desa di  APBDes,’’ kata Agus saat siaran di Radio Pradya Suara dalam Program Monday Talk, Senin (20/ 09).

Lebih jauh Agus menuturkan, Desa juga harus memfasilitasi Kader Pembangunan Manusia yang telah ada di desa untuk dioptimalkan dalam menjalankan lima paket layanan konvergensi stunting.

“Ada 5 paket, yaitu Layanan Kesehatan Ibu dan Anak, Integrasi Konseling Gizi, Air Bersih dan Sanitasi, Perlindungan Sosial, dan Layanan PAUD. Semuanya harus digarap oleh lintas OPD. Kolaborasi antar-instansi sangat dibutuhkan, sebab kami kementerian tidak bisa sendiri,” tuturnya.

Sama seperti Agus, Kabid Ketahanan Pangan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Pipin Diah Larasati menyebutkan, jika selain antara OPD, masyarakat juga harus dilibatkan. Selain itu pihak swasta, hingga pendampingan dari universitas dianggap sangat perlu. Ia mengungkapkan, intervensi penanganan secara sensitif maupun spesifik tidak bisa dilakukan sendiri.

“Ada anggaran yang harus di-refocusing untuk penanganan Covid-19, untuk itu semua pihak harus terlibat agar lebih ringan,” ucap Pipin.

Ia juga mengatakan, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan juga telah membuat program yang mendukung dalam upaya konvergensi stunting. Terdapat  tiga aspek dalam membangun ketahanan pangan, yaitu ketersediaan lalu keterjangkauan dan aspek kemanfaatan.

“Kami fokus di sini, dan berkolaborasi dengan TP PKK melalui program pemanfaatan pekarangan rumah, dan Ibu Cerdas B2SH. Lalu juga bagaimana mendorong untuk pengaktifan kembali lumbung pangan di desa- desa,” jelentrehnya.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Perikanan dan Peternakan Imron Kholiq mengatakan, penguatan di bidang produksi perikanan dan peternakan melalui penjaminan ketersediaan, pengolahan hasil serta konsumsi melalui penganekaragaman menjadi fokus penanganan di dinasnya. Imron menambahkan, melalui program Gemarikan dan Gemarampai diharapkan sosialisasi untuk makan makanan beragam dengan nilai protein tinggi dapat diterima oleh masyarakat.

“Stunting tidak lepas dari masalah gizi yang tidak tercukupi, untuk itu sama dengan program Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, kami melakukan penguatan pada sektor tersebut,” terang Imron. 

Adapun Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Lulut Purwanto mengungkapkan, semua harus bergerak bersama untuk atasi stunting. Penekanan pada seribu hari kehidupan, dari janin hingga anak berusia 2 tahun menjadi penting untuk dilakukan. Meskipun menurut bulan timbang Februari tahun 2021 angka stunting Tuban mencapai 12,24 persen yang melebihi target RPJMN tahun 2024, yaitu kurang dari 14 persen, akan tetapi locus penanganan akan dilakukan di beberapa desa yang memiliki kasus stunting tinggi.

Caranya, penanganan dan pencegahan mulai saat remaja putri, sebab menurutnya ada 23 hingga 26 persen remaja putri di Kabupaten Tuban mengalami anemia. Artinya sangat berisiko melahirkan bayi dengan berat badan rendah dan bisa menjadi stunting. Agar angka stunting terus turun dan tidak sampai 14 persen, maka program pencegahan dimulai  dari calon pengantin wanita, di mana saat ini ada 5 persen yang menderita anemia, dan 5,9 persen kekurangan gizi.

“Kami fokus pada pencegahan untuk remaja wanita dan juga dewasa yang belum menikah, juga para calon pengantin wanita agar memiliki bekal dalam memberi gizi yang cukup dan seimbang mulai di 1000 hari pertama anak, yaitu dimulai dari masih janin,” terang Lulut.

Adapun desa locus stunting untuk tahun 2021 dan 2022 yang dipilih berdasarkan 21 indikator di dalamnya, yaitu Desa  Kedungjambe, Kecamatan Singgahan, Desa Penambangan, Bektiharjo Kecamatan Semanding, Desa Sandingrowo, Sumur Cinde, Rahayu dan Soko Sari, Kecamatan Soko. Lalu Desa Sumurgung, Sugiharjo Kecamatan Tuban, serta Desa Banyubang, Kecamatan Grabagan. (nurul jamilah/hei)

Sumber : LPPL Tuban

comments powered by Disqus