PERINGATI PUNCAK HARI BHAKTI PEMASYARAKATAN KE 53, INI PESAN MENKUMHAM RI
- 27 April 2017 18:14
- Heri S
- Kegiatan Pemerintahan,
- 380
Tubankab - Puncak peringatan Hari Bhakti Pemasyarakatan ke-53 yang jatuh pada hari ini, diperingati oleh seluruh insan Pemasyarakatan di seluruh penjuru tanah air, di pelosok-pelosok negeri, dan juga yang ada pada Unit Pelaksana Teknis di pulau-pulau terluar, tak terkecuali keluarga besar Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Tuban, Kamis (27/04).
Danang Yudiawan, Kalapas kelas II B Tuban saat membacakan sambutan Menteri Hukum dan HAM RI, Yasonna H. Laoly dalam sambutannya di hadapan para pegawai Lapas dan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) menyampaikan, momentum peringatan kali ini bukan hanya kegiatan seremonial, tetapi pada hari ini Pemasyarakatan mempersembahkan wujud nyata pemerintah dalam menghadirkan negara bekerja. Keberhasilan pemerintah merevitalisasi Lapas sebagai sentra industri diharapkan dapat mengubah paradigma masyarakat bahwa Lapas telah bertransformasi dari lembaga konsumtif menjadi lembaga produktif. Lapas tidak hanya sebagai tempat membina narapidana secara konvensional, tetapi juga dapat menjadi salah satu sarana untuk mendorong dihasilkannya produk-produk berkualitas, bahkan dapat memberikan pemasukan bagi kas negara, termasuk memberikan penghasilan bagi narapidana yang produktif.
“Saya juga mengajak seluruh jajaran pemasyarakatan untuk melakukan introspeksi diri dan segera bergerak melakukan pembenahan. Untuk memulai langkah-langkah perbaikan tersebut, kita perlu sebuah kata kunci yaitu “komitmen” yang akan menjadi pondasi kita, benteng kita, dalam mengaplikasikan niat baik kita untuk melakukan pembenahan diri,” ungkapnya.
Dia melanjutkan, pada hari ini, 53 tahun yang lalu, sejarah mencatat sebuah transformasi besar. Api revolusi yang dikobarkan pendahulu saat itu, mampu menjebol dan menggulingkan hegemoni sistem kepenjaraan yang telah hidup selama berpuluh-puluh tahun, bahkan berabad-abad dari praktik penegakan hukum Indonesia. Revolusi yang menuntut negara dibentuk atas dasar kepribadian bangsa dan menentang segala bentuk penindasan, akhirnya benar-benar diwujudkan pada 27 April 1964, di mana tonggak awal sistem pemasyarakatan ditancapkan sebagai tanda kedaulatan bangsa Indonesia dalam perlakuan terhadap pelanggar hukum yang lebih manusiawi.
Sementara itu, Subiyanto selaku Humas Lapas Tuban menambahkan, beberapa rangkaian kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka memperingati Hari Bhakti Pemasyarakatan ke-53 ini di antaranya, apel siaga, aneka lomba olahraga (catur, bulu tangkis, bola voli dan tenis meja) yang diikuti oleh seluruh narapidana, bakti sosial, donor darah dan jalan sehat, serta juga ada panen raya ikan lele hasil budidaya WBP sendiri. (nul/hei)