Foto : Dinsos P3A serta PMD Tuban bersama UB Malang saat Gelar Workshop Peningkatan Kelembagaan BUMDes. (chusnul)

Perkenalkan Pemanfaatan Briket, Dinsos P3A serta PMD Tuban bersama UB Malang Gelar Workshop Peningkatan Kelembagaan BUMDes

Tubankab - Dinsos P3A serta PMD Tuban bersama Universitas Brawijaya Malang menggelar workshop peningkatan kelembagaan BUMDes berbasis partisipasi masyarakat, di aula dinas setempat, Kamis (27/07).

Kegiatan tersebut diikuti 15 kepala desa dari tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Kerek, Merakurak dan Tambakboyo sebagai wilayah yang ditempati Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa UB.

Fungsional Penggerak Swadaya Masyarakat pada Dinsos P3A serta PMD Kabupaten Tuban, Kuntil menyampaikan, adanya kegiatan ini diharapkan para kades dan camat dapat mengembangkan BUMDes lebih maju dan berkembang.

"Dan desa yang belum ada BUMDes diharapkan dapat membentuk BUMDes dan meningkatkan usahanya," harap dia.

Kuntil menjelaskan, dalam kegiatan itu ada beberapa materi di antaranya tentang pembuatan dan pemanfaatan briket yang berasal dari limbah tongkol jagung.

"Diharapkan dapat dikembangkan menjadi usaha BUMDes," timpalnya.

Berdasarkan data yang ada, di Kabupaten Tuban saat ini sudah ada 272 BUMDes, artinya masih ada 39 desa yang belum membentuk BUMDes.

"Harapan ke depan bagi desa-desa yang belum membentuk BUMDes agar mendirikan, sebab sudah ada regulasinya mulai UU nomor 6 tentang Desa sampai PP nomor 11 tahun 2021 tentang BUMDes," jelentrehnya.

Sehingga, timpal dia, desa tidak usah ragu lagi, sebab dasar hukum dan regulasinya sudah jelas. Nantinya peserta bisa bersemangat dan membawa manfaat bagi BUMDes dan desanya dalam rangka menyejahterakan masyarakat.

Sementara itu, George Towar Ikbal Tawakkal selaku dosen pendamping dari UB Malang menambahkan, kegiatan ini terintegrasi dalam Mahasiswa Membangun Desa (MMD).

"Total ada 1.000 desa di Jawa Timur yang menjadi MMD. Dan di Tuban ada 15 desa tersebar di 3 kecamatan," sebut George yang juga koordinator wilayah Tuban ini.

Adapun bentuk kegiatan MMD, kata dia, salah satunya hibah program strategis 1.000 desa, di mana ini menjadi pengabdian bagi para dosen UB dan menjadi kegiatan yang saling terkait antara kegiatan dosen dan mahasiswa.

"Kali ini kita fokus pada pengembangan BUMDes. Kami sudah melakukan review singkat terkait pelacakan kondisi existing BUMDes di berbagai desa di Kabupaten Tuban," ungkap dia.

Dari data tersebut, pihaknya mengusulkan perlu adanya penguatan kelembagaan. Sebab dari temuannya banyak BUMDes yang tidak hidup bahkan ada desa yang belum memiliki BUMDes.

"Dari situ kita mengajukan berbagai bentuk jenis usaha,  di antaranya toko pertanian, pasar online dan produk yang dapat dijadikan produk BUMDes.

 "Yang kami tawarkan limbah tongkol jagung yang dapat diolah menjadi briket, sebab ini pasarnya jelas," sambungnya.

Ia mengaku, saat ini banyak restoran-restoran yang mulai beralih dari arang kayu menjadi briket. Fungsinya hampir sama, bahkan briket jagung lebih ramah lingkungan.

"Debunya tidak banyak, baunya juga tidak menyengat dan masakan tetap sedap," akunya. (chusnul huda/hei)

comments powered by Disqus