PERPUSDA UBAH PARADIGMA LAMA
- 24 March 2017 13:33
- Yolency
- Kegiatan Pemerintahan,
- 410
Tubankab - Perpustakaan Daerah (Perpusda) Kabupaten Tuban mengambil program strategis terkait pelayanan perpustakaan guna mengubah paradigma lama yang dulunya bersifat konvensional menjadi ke arah yang bersifat digital, berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Tuban Joko Prijono, SH, M. Hum, saat ditemui wartawan di kantornya, Jumat (24/03).
Menurutnya, saat ini program yang digalakkan oleh pemerintah, khususnya dinas kearsipan dan perpustakaan ini, merupakan sarana agent of change dalam konteks bagaimana perpustakaan lebih berdaya, termasuk juga program yang berkaitan dengan keterlibatan masyarakat.
“Saat ini tiap hari perpustakaan hampir tidak ada jeda waktu untuk aktivitas-aktivitas yang melibatkan masyarakat, seperti pelatihan-pelatihan yang menjadi kebutuhan masyarakat,” aku Joko.
Joko juga menjelaskan, jika program-program yang melibatkan masyarakat ini bertujuan tidak lain adalah untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik. “Kita punya slogan perpustakaan hidup lebih baik,” bebernya.
Dengan hadirnya masyarakat ke perpustakaan dan membaca koleksi-koleksi perpustakaan, lanjut Joko, tentunya akan menambah wawasannya, dan dengan wawasan serta pengetahuan yang didapat dari membaca, diharapkan bisa diaplikasikan ke dalam kegiatan sehari-hari.
Joko menambahkan, perpusda tak pernah berhenti dalam upaya inovasi demi kemajuan perpustakaan, serta minat baca dan kemajuan sumber daya manusia (SDM). Saat ini, tambah Joko, perpusda sudah menggandeng beberapa organisasi perangkat daerah (OPD) dalam setiap program yang dijalankan.
“Kita selalu bekerjasama dengan sejumlah OPD terkait program yang berkaitan,” tukasnya.
Selain OPD, pihaknya juga selalu melakukan koordinasi dengan komunitas-komunitas pemerhati perpustakaan serta perguruan tinggi. ”Saat ini sudah ada memorandum of understanding (MOU) dengan Universitas Terbuka (UT) terkait pengembangan perpustakaan. Kebetulan di sana ada fakultas perpustakaan,” ungkap Joko.
Diharapkan, imbuh Joko, koordinasi ini akan bisa match dan menjadikan perguruan tinggi sebagai perpanjangan tangan dari pemerintah dalam memberdayakan perpustakaan, karena perpustakaan bukan kewajiban pemerintah semata. “Kita semua berkewajiban mem-backup agar perpustakaan ini bisa berdaya dan bermanfaat,” terangnya.
Saat ini, ucapnya, sedang berlangsung program dari dinasnya yang bekerja sama dengan UT, yakni pelatihan strategi pengembangan perpustakaan desa berbasis TIK yang diikuti oleh 5 Desa. Tiga desa di antaranya adalah peserta wajib, karena merupakan percontohan, yakni Desa Kedungharjo, Kecamatan Widang, Desa Kedungsoko, Kecamatan Plumpang dan Desa Merkawang, Kecamatan Tambakboyo. Sedangkan 2 desa lainnya, Desa Kesamben, dan Sumur Jalak, Kecamatan Plumpang, merupakan imbas dari program 3 desa sebelumnya.
Menurut pria berambut cepak ini, sekarang pihaknya sedang berusaha bagaimana anak usia dini membiasakan diri membaca dan hadir di perpustakaan. Sebab, membangun kultur di usia dini akan bisa terbawa menjadi kebiasaan setelah dewasa kelak. (nng/hei)