Foto : Akrib Muji Wibowo, seorang peternak lebah hutan. (mct)

Peternak Lebah di Tuban Miliki Misi Lestarikan Hutan Lewat Ternak Lebah

  • 26 May 2023 16:03
  • Heri S
  • Umum,
  • 1490

Tubankab - Seorang peternak di Kabupaten Tuban sukses menggeluti budidaya lebah. Pekerjaan yang ia tekuni sejak 1990 tersebut memiliki tujuan melestarikan hutan dan mengedukasi masyarakat tentang hubungan timbal balik dengan alam. 

Adalah Akrib Muji Wibowo (53) tahun, seorang peternak lebah yang menjalankan usahanya di kawasan hutan RPH Merakurak, Desa Tuwiri Wetan, Kecamatan Merakurak, Tuban di bawah binaan Perhutani setempat.

Lebih dari 200 kotak miliknya terisi ribuan lebah, dan menghasilkan madu sampai 1 kwintal per bulannya. Setiap kotak, berisi seekor ratu lebah dengan beberapa pejantan, dan 1.000 lebih lebah pekerja. 

"Di sini 50 kotak, dan sisanya saya taruh di kawasan bunga randu, hutan Jawa Tengah," ungkapnya kepada reporter Diskominfo-SP yang berkesempatan mengunjungi peternakan miliknya, Jumat  (26/05).

Akrib, sapaan akrabnya mengungkapkan, ternak madu hutan merupakan peluang usaha yang menjanjikan. Selain madu menghasilkan dari segi ekonomi, usaha ini  juga memiliki tujuan untuk merawat hutan dengan membantu mengoptimalkan pembuahan bunga di setiap pohon yang ada di hutan melalui serbuk sari dari proses pengambilan nektar oleh lebah. Dengan proses pembuahan yang sempurna, maka akan menambah produktivitas pohon.

"Lebah ini sangat membantu pembuahan bunga tanaman melalui serbuk sari. Mereka terbang memutar 1 sampai 3 kilometer untuk cari makan. Karena proses pembuahan serbuk sari sempurna. Yang awalnya satu pohon menghasilkan hanya 1 ton, karena ada lebah ini bisa 1,5 ton buahnya," ucapnya.

Hal ini juga telah menyadarkan masyarakat sekitar hutan bahwa menjaga tanaman atau pohon di hutan tetap lestari adalah sebuah kewajiban. Melalui ternak lebah hutan ini, ia mengedukasi masyarakat hutan selain beternak dan menghasilkan uang, harus memiliki hubungan yang harmonis dengan tumbuhan yang ada di hutan, di mana sebagai bahan pangan utama dari lebah.

"Jadi seperti hubungan simbiosis mutualisme, kalau mau panen madu banyak, ya kita harus merawat tumbuhan yang ada di sekitar hutan," ujarnya.

Lebih lanjut, Akrib menjelaskan, usaha ternak lebah penghasil madu multiflora ini juga membuka pengobatan gratis. Sudah sejak awal ia berniat untuk membuat manfaat lain dari ide usahanya tersebut. Ia menamai kawasan peternakan lebah miliknya dengan Pusat Edukasi dan Budidaya Lebah "Aroem Madu Rimba".

Soal pasien, Akrib mengatakan sudah lintas provinsi. Usaha mengedukasi masyarakat juga telah berkembang, dengan beragamnya pengunjung. Mulai dari rombongan perusahaan, BUMN, kantor pemerintah, hingga siswa-siswi sekolah.

"Sudah banyak tamu mbak yang berobat dan memang mau berwisata edukasi, ada dari Jombang, Jakarta, dan banyak lagi," tuturnya.

Untuk pengobatan, ia tak pernah memungut biaya. " Dari dulu saya tak pernah memungut biaya, gratis untuk terapinya," lanjut Akrib.

Namun, tak lengkap rasanya jika tidak membeli oleh-oleh madu langsung dari peternakan. Untuk ukuran 150 ml, ia menjualnya dengan harga Rp 50 ribu. Botol lebih besar ukuran 600 ml, seharga Rp 120 ribu.

Saat ini, lebah yang ada di peternakan miliknya mengonsumsi nektar dari buah kelengkeng, yang memang ada di sekitar hutan kawasan tersebut. Ke depan, jenis tanaman produktif akan ia tanam lebih banyak, sehingga selain menghasilkan madu multiflora lebih enak juga ikut menghijaukan hutan sekitar.

"Selain kelengkeng, ke depan kita tanam bunga matahari," pungkasnya. (nurul jamilah/hei)

comments powered by Disqus