Pokdarwis Dibekali Bimtek Water Resque dan Manajemen Risiko, Untuk Apa ?
- 13 March 2023 17:20
- Heri S
- Kegiatan Pemerintahan,
- 399
Tubankab - Dinas Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga serta Pariwisata (Disbudporapar) Kabupaten Tuban menggelar Bimtek water resque dan manajemen risiko kepada Pokdarwis pengelola wisata laut maupun wisata air, di Pantai Kelapa Panyuran, Kecamatan Palang, Tuban, Senin (13/03).
Kepala Disbudporapar Tuban, M. Emawan Putra usai membuka acara menyampaikan, kegiatan ini sebagai upaya Pemkab Tuban untuk membantu memfasilitasi dan menyiapkan para Pokdarwis, terutama yang mengelola wisata di sektor air.
"Bimtek ini ada 2 tahap, tahap pertama 3 hari ke depan untuk Pokdarwis destinasi wisata berbasis pantai dan tahap kedua 3 hari berikutnya berbasis air, seperti kolam renang, air terjun, danau, sungai dan sebagainya," ungkap Emawan.
Jadi intinya, kata dia, Bimtek ini untuk mencukupi salah satu persyaratan sertifikat CHSE dari Kemenparekraf RI. CHSE adalah Cleanliness (kebersihan), Healthy (kesehatan), Safety (keamanan), dan Environment Sustainability (kelestarian lingkungan).
"Tahap awal ini safety-nya, supaya destinasi wisata keamanan pengunjung bisa terjamin," imbuhnya.
Untuk tahap berikutnya, Emawan sampaikan, yaitu water resque atau teknik penyelamatan di air. Jika ada kejadian atau risiko kecelakaan di air, mereka sudah dibekali bagaimana cara menolongnya.
"Selain itu, juga ada manajemen risiko, harapannya pengelola wisata bisa memetakan segala risiko di tempatnya untuk meminimalisir kecelakaan atau bencana dengan prioritas manusia," ia tegaskan.
Adapun jumlah peserta, terdiri dari 20 peserta pada tahap pertama di Pantai Kelapa Panyuran, Palang dan 20 peserta tahap kedua di Sendang Asmoro, Ngino, Semanding.
"Sehari teori dan 2 hari praktik di laut. Sebab, salah satu kualifikasinya adalah memiliki kemampuan renang," ia menandaskan.
Pihaknya berharap, dengan adanya bimtek ini, SDM pengelola wisata semakin meningkat. Karena CHSE dari Kemenparekraf ini berupa sertifikasi. Jika safety-nya sudah tercukupi, maka tinggal mencukupi lainnya.
"Kalau Cleanliness (kebersihan) nanti gampang dan lainnya nanti butuh pendampingan. Yang penting semua objek wisata punya sertifikat CHSE," ujarnya.
Sebab, diakuinya, jika semua objek wisata sudah memiliki sertifikat CHSE, maka pengunjung pun akan merasa aman dan nyaman untuk datang ke lokasi tersebut. (chusnul huda/hei)