Rindu Suasana Sungai, Kelompok Pemuda “Punksion” Inisiasi Gerakan Bersihkan Sampah
- 24 January 2023 17:06
- Heri S
- Umum,
- 948
Tubankab - Prihatin banyaknya sampah yang ada di lingkungan sekitar, kelompok pemuda asal Desa Wanglu Kulon, Kecamatan Senori, Tuban melakukan bersih sungai di sekitar tempat tinggal mereka.
Kelompok pemuda peduli lingkungan yang diberi nama "Punksion" ini digawangi oleh Ahmad Hilmi Alfarisi, Muhamad Kurniawan, Mohammad Azka Husna F, Ah Zidan Saifullah, M.Haizul Ma'ali dan Ahmad Yusuf. Punksion sebenarnya merupakan tempat anak-anak muda untuk mengaji, berkumpul dan berfikir bersama tentang banyak hal.
“Berawal dari kengangguran kita, anak muda yang masih banyak waktu luang, energi dan pikiran, sering ngobrol membahas banyak hal, salah satunya masalah lingkungan,”ujar Ahmad Hilmi Alfarisi kepada reporter Diskominfo-SP, Selasa (24/01).
Lulusan UIN Sunan Ampel Surabaya yang dulu juga aktif di bidang lingkungan ini menyambut baik antusias teman-temanya untuk bersama-sama menginisiasi gerakan membersihkan sampah bersama ini. Melalui kelompok Punksion yang merupakan plesetan dari pangsiun atau pensiun ‘prei nakal’ ini tujuan awalnya adalah memberikan contoh, sekaligus bahan edukasi untuk mengajak anak-anak muda lainnya agar peduli dengan lingkungan melalui akun youtube, instagram dan tiktok.
“Berkiblat pada akun Pandawara Grup dan juga youtube Watchdog dan Ecoton, kami ingin mengajak masyarakat untuk peduli lingkungan,” ujar Guru Honorer di MI Hidayatusibyan ini.
Hilmi mengatakan bahwa gerakan membersihkan sungai ini juga karena kerinduan akan suasana sungai saat mereka kecil, yang bisa dibuat mandi dan bermain. Tapi sekarang penuh sampah, untuk itu kegiatan bersih-bersih sungai ini juga mengajak pemuda lainnya di desa untuk ikut berpikir dan berbuat baik terhadap lingkungan.
“Semoga gerakan ini bisa dilakukan juga oleh pemuda di desa atau kecamatan lainnya,” tutur Hilmi.
Adapun untuk kendala utama yang dihadapi adalah masalah akomodasi dan pendanaan. Menurut Hilmi ketika di lapangan dibutuhkan berbagai peralatan, seperti sepatu boots, sarung tangan, plastik sampah dan lainnya, serta akomodasi pengangkutan sampah. Sampai saat ini, Punksion masih mengandalkan swadaya anggota dan juga sumbangan peralatan dari beberapa orang.
“Yang masih menjadi kendala utama adalah akomodasi untuk mengangkut sampah serta tempat pembuangan sampah akhirnya. Namun dengan semua kendala tersebut teman-teman masih memiliki semangat tinggi sehingga butuh adanya support dari berbagai pihak,” ujar Hilmi.
Hilmi menyebutkan bahwa pihaknya telah berkomunikasi dengan pihak desa dengan harapan bisa bersinergi dengan desa, kecamatan ataupun Pemkab Tuban dalam hal pengelolaan sampah terpadu. Dia berharap segera ada TPS terpadu di wilayahnya.
”Dengan TPS Terpadu tidak hanya memberikan dampak lingkungan tetapi juga dampak ekonomi. Sampah yang bisa didaur ulang kita daur ulang, sedangkan sampah organik bisa diolah menjadi sumber kompos atau pupuk organic,” pungkasnya. (dadang bs/hei)