Foto : Konsultan dari Kemendikbudristek Riska Murad saat menyampaikan materi pada acara workshop sekolah ramah anak. (mct)

Riska Murad : Pendidik Harus Lihat Kebutuhan Anak, Bukan Fokus Pada Gangguan Perkembangan dan Pembelajaran

Tubankab - Konsultan Kemendikbudristek Direktoral Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Riska Murad mengatakan, saat ini yang menjadi sorotan dari Kemendikbudristek adalah terkait kompetensi guru PAUD, serta  transisi PAUD ke SD yang lebih menyenangkan.

“Dalam hal ini, SD sudah diharuskan menguasai calistung, namun di PAUD belum diajarkan. Nah, akhirnya ini ada lubang besar yang harus kita perbaiki bersama,” ungkap Riska Murad saat jadi narasumber dalam acara  Workshop Sekolah Ramah Anak (SRA) di Pendapa Krida Manunggal Tuban, Selasa (19/09).

Ia menyebutkan, pra literasi dan numerasi harus sudah dikenalkan di tingkat PAUD, namun tidak menjadi kewajiban untuk menguasai di tingkat SD. “Sehingga, setidaknya di SD mereka tidak belajar dari nol, dan mendapatkan banyak tekanan karena sudah diperkenalkan dari PAUD, meskipun hanya pra pengenalan,” lanjutnya.

Riska menyebutkan, saat ini pendidik harus melihat kebutuhan anak. Artinya,  guru tidak boleh fokus pada gangguan perkembangan dan pembelajaran anak, namun lebih apa yang dibutuhkan anak didik dan apa yang harus ditindaklanjuti. 

“Guru melalui sekolah harus menjalin kemitraan dengan orangtua atau diferensiasi pembelajaran. Jadi fokus ke anak, dan kebutuhan anak,”  jelas Riska.

Ia berharap, tidak ada lagi guru yang memiliki keyakinan bahwa anak yang berbeda menyusahkan, sebab setiap anak memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak dan setara. “Untuk itu, kami menitikberatkan pada kompetensi guru yang nantinya menjalankan setiap komponen program yang telah disusun oleh Kemendikbudristek,” tukasnya. 

Masih dalam acara yang sama, Tim Komunikasi PAUD Kemendikbud RI Sari Ningtyas mengungkapkan, pihaknya terus menyerukan tentang pendidikan inklusif di semua penjuru negeri, salah satunya di Kabupaten Tuban. Untuk itu, kolaborasi kementerian dengan daerah penting dilakukan, sebab seluruh kebijakan dilaksanakan di daerah.

Selain itu, juga menekankan tentang tiga dosa besar pendidikan terkait intoleransi, bullying, dan kekerasan seksual. Di mana semua pihak harus  berkomitmen agar isu tersebut milik bersama, dan menyamakan pemahaman terhadap tiga  hal tersebut.

“Untuk itu, kami menyambut baik TP-PKK Tuban yang fokus pada peningkatan kompetensi guru PAUD, yang menjadi tonggak awal dari kualitas pendidikan anak usia dini,” pungkasnya.

Sementara itu, Asma Hani Anisa Ketua  Yayasan Alfaningdyah Nareswara sekaligus Bunda PAUD Kabupaten Tuban berharap, para guru dapat menerapkan ilmu yang didapat kepada anak-anak dan lembaga masing-masing.  Bukan hanya guru tapi juga orangtua, tentang bagaimana menangani anak berkebutuhan khusus.

“Mudah-mudahan dengan workshop ini, kompetensi guru anak usia dini meningkat,” ucap Asma Hani. (nurul jamilah/hei)

comments powered by Disqus