Sebelum Pulang ke Tanah Air, Jemaah Haji Kloter SUB 14 dari Tuban Persiapkan Thawaf Wada
- 24 June 2024 14:36
- Yolency
- Kegiatan Pemerintahan,
- 213
Tubankab - Kemenag Kabupaten Tuban menginformasikan bahwa jemaah haji khususnya kloter SUB 14 sedang mempersiapkan thawaf wada, yaitu thawaf perpisahan yang dilakukan sebelum jemaah haji meninggalkan Kota Suci Makkah.
Petugas Kloter SUB 14 asal Kabupaten Tuban, Laidia Maryati, mengingatkan kembali kepada jemaah haji yang akan kembali ke Tanah Air untuk melakukan thawaf wada. “Bagi jemaah haji lansia dan berisiko tinggi, kami anjurkan melakukan thawaf wada dengan menggunakan kursi roda atau skuter matic jika kondisi di sekitar Ka’bah penuh sesak,” ujarnya melalui pesan suara, Senin (24/06).
Menurut Laidia Maryati, yang juga selaku pembimbing ibadah haji, mengutip penjelasan dari buku tuntunan manasik haji yang diterbitkan Kementerian Agama, jemaah haji yang lemah dan sakit, yang benar-benar tidak mampu melaksanakan thawaf wada, dapat mengikuti pendapat Imam Malik yang mengatakan bahwa hukum thawaf wada adalah sunnah bagi orang yang sakit atau uzur, sehingga tidak dikenakan dan jika tidak melaksanakannya.
Selain itu, Laidia juga menginformasikan bahwa kegiatan jemaah haji Kabupaten Tuban, khususnya kloter SUB 14, sudah selesai mengumpulkan koper besar. Panitia penyelenggara ibadah haji telah melakukan sosialisasi dan edukasi ketat kepada jemaah agar tidak membawa air zam-zam dalam koper apapun. Sebagaimana hal tersebut merupakan aturan penerbangan Arab Saudi. Laidia menegaskan, jika terbukti membawa satu botol saja meskipun hanya berukuran 300 mililiter, air zam-zam tersebut akan dikeluarkan dari koper.
“Alhamdulillah, jemaah bisa menerima sosialisasi dan edukasi ini sehingga untuk kloter SUB 14 tidak mengalami kendala yang berarti,” tuturnya.
Lebih lanjut, sebelum pulang ke Tanah Air pada dini hari nanti, jemaah akan mempersiapkan diri sebaik mungkin dengan menjaga kesehatan tubuh. Alasannya, setelah pelaksanaan puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), banyak jemaah yang mengalami gangguan Kesehatan, seperti batuk pilek dan badan lemas, namun tidak sampai harus dirawat di rumah sakit.
“Tidak sampai masuk rumah sakit, tapi banyak yang harus diinfus di kamar untuk menggantikan cairan yang hilang,” pungkasnya. (yavid rahmat perwita/hei)