Foto : Banjir saat menggenangi jalur Pantura Kabupaten Tuban. (agus)

Setiap Kali Hujan Deras, Jalur Pantura Sering Kebanjiran, Ini Sebabnya

Tubankab - Hujan deras yang mengguyur sejak Rabu (20/01) siang, menyebabkan banjir merendam jalan di jalur Pantura Kabupaten Tuban, tepatnya di Desa Gesing dan Tunah, Kecamatan Semanding.

Selain merendam jalan, sejumlah sawah yang ada di pinggir jalan tersebut juga terendam air banjir. Salah satu titik terparah berada di sebelah selatan Jembatan Kepet.

Berdasarkan pantauan di lapangan, rata-rata kedalaman air yang menggenang di jalan sekitar 20-30 centimeter atau setara dengan betis orang dewasa.

Banjir yang terjadi mengharuskan kendaraan yang melintas berjalan merayap. Bahkan, menyebabkan sejumlah motor mogok karena terendam air. Ban motor dan mobil tampak terendam ketika melintas jalan tersebut.

Teguh Prayogo (28), warga Desa Plandirejo, Kecamatan Plumpang terpaksa mendorong motornya lantaran mendadak berhenti saat dipaksa menerjang jalan yang banjir.

Teguh yang setiap hari melintasi jalan ini untuk bekerja di Tuban mengatakan, jalan Pakah-Tuban akhir-akhir ini sering terendam banjir akibat hujan deras.

“Saat hujan turun harus berhati-hati, jalannya tidak terlihat karena terendam banjir,” katanya.

Ia katakan, terpaksa melintasi jalan tersebut karena jika menggunakan jalan alternatif harus memutar jauh. Jalan alternatif yang biasa dipilih, yaitu melewati jalan Pakah-Cendoro-Palang atau Jalan Semanding-Grabagan-Rengel.

“Kalau lewat jalur alternatif harus berputar jauh dan perlu waktu yang lama, jadi terpaksa melintas di sini (jalan Pakah-Tuban, red),” tandasnya, saat dikonfirmasi, Kamis (21/01).

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Tuban, Agung Supriadi, SE., menjelaskan, banjir yang terjadi karena adanya kiriman air dari bukit atau dataran tinggi di sekitar jalan. Debit air kiriman dari wilayah bukit itu tidak mampu ditampung meski sudah dibangun saluran air di tepian jalan.

“Dugaan sementara karena intensitas hujan yang tinggi,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, tata lahan dan wilayah mengalami perubahan dalam kurun waktu 10-20 tahun terakhir. Perubahan tersebut tidak menutup kemungkinan menjadi penyebab banjir. Sehingga perlu dilakukan kajian lahan dan wilayah secara menyeluruh.

Agung Supriadi menambahkan banjir yang terjadi tidak disebabkan pembangunan jembatan baru di sisi utara jembatan Kepet. Untuk memastikan hal tersebut, akan dikoordinasikan dan dikaji lebih lanjut. Pihaknya akan melakukan kajian mendalam dengan melibatkan pihak-pihak terkait.

“Akan dikoordinasikan dengan semua pihak dan pemangku kebijakan dari Kabupaten Tuban, provinsi, dan pusat,” tuturnya. (m agus h/hei)

Sumber : Media Center Tuban

comments powered by Disqus