Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat, Dinas Pertanian Canangkan Program “Bekerja”
- 26 April 2018 14:44
- Yolency
- Kegiatan Pemerintahan,
- 1896
Tubankab - Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Tuban, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Tuban mencanangkan beberapa inovasi program kerja, salah satunya program Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera (Bekerja), khususnya bagi petani di Kabupaten Tuban.
Kepala Dinas (Kadin) Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tuban Murtadji, S.PI, MM saat diwawancarai reporter tubankab.go.id di ruang kerjanya, Kamis (26/04) mengatakan bahwa ada beberapa jenis petani di Kabupaten Tuban, seperti petani pemilik, penggarap dan buruh tani. Dalam hal ini, pihaknya mengaku melakukaan beberapa inovasi program kerja supaya meningkatkan pendapatan petani.
Salah satu program Bekerja tersebut, kata Murtadji, adalah melalui inovasi program tumpang sari. Sehingga dengan sistem tanam itu, petani tidak hanya mengandalkan tadah hujan (lahan kering).
Ia mengaku inovasi tersebut sudah dijalankan di beberapa kecamatan, antara lain di Keamatan Grabagan, Montong, Merakurak, dan Kerek. “Kita mencoba agar para petani mendapat nilai tambah,” terangnya.
Ia menambahkan bahwa dari satu musim penghujan yang berlangsung sekitar 6 bulan tersebut, nantinya bisa dimanfaatkan oleh para petani. Mereka yang biasanya hanya mendapat satu kali panen, namun dengan tumpang sari tersebut, nantinya bisa panen sebanyak tiga kali dengan tiga jenis tumbuhan sekaligus, yaitu jagung, cabai, dan kacang. Sehingga lanjutnya, secara otomatis akan meningkatkan pendapatan para petani di Kabupaten Tuban.
Lebih lanjut, ia menyampaikan inovasi program lainnya, yaitu inovasi program hulu hilir. Ia mencontohkan bahwa sebagian besar petani menjual gabah pada posisi masih di dalam lahan (ditebaskan). “Memang petani menjual gabah, tetapi yang jadi masalah petani bukan jual beras, malah beli beras,” ungkapnya.
Dengan kenyataan tersebut, pihaknya pun mengambil langkah dengan mengadakan program inovasi hulu hilir. Masih ujar Murtadji, melalui penyuluhan, para petani akan diberi bekal mulai dari pengolahan lahan dan cara menanam. Ia juga mengaku dengan program hulu hilir ini, petani dapat menjual beras. “Jadi ada MoU, ada penggilingan padi, ada pengeringan, dan package, sampai beras premium,” ucapnya.
Dikatakannya, dengan begitu nilai jual petanipun akan meningkat. Dari hal tersebut, secara otomatis pihaknya mengadakan suatu kerja sama, yaitu dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) dan dinas terkait lainnya.
Sementara itu, lanjut Mutadji, sebagian petani yang sudah memasuki masa tidak produktif dalam bekerja (tua), dapat memanfaatkan pekarangan di rumahnya. Dia mencontohkan banyak petani yang mempunyai penghasilan dari jeruk nipis (jeruk pecel). “Dan jeruk pecel ketika sudah berbuah seminggu, dua minggu kan bisa dijual,” tutur mantan Camat Bancar tersebut.
Lebih lanjut, dengan memanfaatkan pekarangan tersebut dan mendata melalui database petani miskin, pihaknya mengaku memberi bantuan berupa bibit secara cuma-cuma yang didampingi oleh para penyuluh dan Unit Pelaksanaan Teknis Daerah (UPTD) di kecamatan.
Ia berharap, program tersebut mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan dapat memberi dampak yang nyata. “Inti dari kemiskinan adalah pendapatan, dengan inovasi ini para petani bisa meningkatkan pendapatannya,” pungkasnya. (tauviqurrahman/hei)