WABUP TUBAN : TINGKAT KEPUASAN TERHADAP PARPOL SANGAT RENDAH

Tubankab - Pendidikan politik yang baik disertai partisipasi politik yang baik pula, maka akan turut mendorong target dari KPU untuk mensukseskan pemilihan umum, khususnya pemilihan kepala daerah Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur.

“Kalau targetnya itu 76 persen partisipasi politik dari masyarakat, maka dengan pendidikan politik yang baik, hal itu bisa dicapai, syukur-syukur bisa mencapai 80 persen partisipasinya,” tandas Wakil Bupati Tuban Ir. Noor Nahar Hussein, M.Si saat membuka acara Forum Diskusi Politik Kabupaten Tuban Tahun 2018 di Gedung Korpri Tuban, Kamis (18/01).

Wakil bupati dua periode ini juga menyampaikan, tantangan yang dihadapi KPU terkait partisipasi politik, yakni pemilih pemula yang akan menggunakan haknya dalam berpartisipasi. Sebab, terangnya, pemilih pemula yang ada sekarang merupakan anak generasi milenial, yakni kebutuhannya berbeda dengan generasi tua.

“Kebutuhan anak-anak kita yang generasi zaman now ini, itu beda, mereka maunya itu yang new terus. Ini yang menjadi tantangan, terutama partai politik, bagaimana anak-anak kita bisa tertarik dengan politik,” ungkap Noor.

Wabup asal Kecamatan Rengel ini beralasan, partai politik merupakan pilar demokrasi, pemerintahan, dan salah satu pilar dari negara Indonesia. Sehingga, imbuh Noor, menjadi tugas bersama untuk menumbuhkan ketertarikan dan minat terhadap politik bagi generasi muda yang ada saat ini. Sebab, apabila generasi muda saat ini apatis, maka pada 2045 nanti di mana Indonesia memasuki usia emas, akan sangat susah mendapatkan sosok pemimpin yang betul-betul bisa memahami politik.

Lebih jauh, Noor juga berharap kepada narasumber yang hadir pada acara tersebut agar bisa memberi gambaran dan jawaban kepada generasi muda tentang peta politik. Bahkan, dirinya juga meminta agar ada road map politik dari tahun ini sampai dengan menjelang 2045.

Apa yang disampaikan oleh suami dari Andayati ini didasari atas kehidupan demokrasi di Indonesia yang kian maju. Sebab, saat ini kebebasan yang dimiliki sangatlah besar dibanding dengan era sebelumnya.

“Kalau zaman dulu itu semboyannya sekali merdeka tetap merdeka, kalau sekarang sekali merdeka, merdeka sekali. Kalau merdeka sekali ini nanti kan bisa menyinggung, jangan sampai ada kepentingan orang lain yang tergeser, karena kita tidak ada toleransi. Kalau orang Jawa bilang tidak ada tepa slira,” jlentrehnya.

Lebih jauh, pria berkacamata ini juga menegaskan, saat ini tingkat kepuasan masyarakat terhadap partai politik sangatlah rendah, terutama kepercayaan masyarakat terhadap DPR. Sehingga, perlu diperbaiki agar bisa menuju ke arah yang lebih baik.(nanang wibowo/hei)

comments powered by Disqus