Waspadai Demam Berdarah di Musim Hujan, Ini Ciri-Cirinya
- 18 January 2019 15:41
- Heri S
- Kegiatan Pemerintahan,
- 583
Tubankab - Siklus Demam Berdarah (DB) diawali saat musim pertama hujan, puncaknya pada Januari, Pebruari dan Maret. Seiring dengan itu masyarakat diharapkan waspada atas penyakit yang mematikan dan berbahaya tersebut.
Syaiful Hadi, Direktur RSUD dr. R Koesma Tuban saat dikonfirmasi Jumat (18/01) mengatakan, pihak rumah sakit telah mengantisipasi rujukan-rujukan dari klinik atau puskesmas. “Dari pantauan kami selama Januari ini, pihak rumah sakit harus siap sarana dan prasarana, serta tenaga medis apabila terjadi lonjakan kasus DB,” kata mantan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tuban ini.
Alumnus Unair Surabaya ini juga menjelaskan, dari pantauan dan pendataan pasien yang dirujuk ke RSUD Tuban, ada 24 kasus Dengue Fever, artinya saat pasien diperiksa tanpa ada tanda-tanda berdarah, tetapi terjadi penurunan trombosit. Kemudian, tipe pasien Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) atau Demam Berdarah Dengue (DBD), ini tanda-tandanya adalah panas yang tak tentu, ada gangguan perut atau nyeri ulu hati, nafsu makan menurun dan penurunan trombosit pada pasien hari ketiga, keempat dan kelima. Untuk tipe kedua ini ada 11 kasus masuk ke RSUD.
“Kita juga waspada pada tipe yang ketiga, yaitu Dengue Shock Syndrome (DSS) yang tanpa disertai tanda-tanda pendarahan, yang pada hari ketiga dan seterusnya pasien akan hilang kesadaran, tensi menurun, trombositnya di bawah 100 ribu, ini yang harus cepat ditangani karena kalau sampai telat bisa menyebabkan kefatalan, ini ada 1 pasien yang sudah kita tangani dan sudah membaik,” terangnya panjang lebar.
Pihaknya sangat berharap kepada masyarakat apabila menjumpai DB tipe ketiga ini segera rujuk ke puskesmas atau ke dokter agar penanganannya cepat, sebab kalau sudah diatas 5 hari sulit ditangani.
“Sampai saat ini pasien sudah membaik dan pulang, ini sisa 2 pasien yang masih ditangani. Karena DB rata-rata menyerang anak-anak,” pungkas Syaiful. (chusnul huda/hei)