WBP PEREMPUAN DIBEKALI KETERAMPILAN
- 06 February 2017 14:18
- Yolency
- Kegiatan Pemerintahan,
- 416
Tubankab - Sedikitnya 16 Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) khusus perempuan Lapas kelas II B Kabupaten Tuban mendapat pembinaan selama menjalani masa tahanan dengan keterampilan menjahit. Ini sebagai bekal nantinya setelah mereka ‘merdeka’ dari jeruji besi.
Berdasarkan pantauan reporter tubankab.go.id Senin (06/02) di dalam Lapas Blok W yang dikhususkan untuk tahanan perempuan, tampak para Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) sedang melakukan aktivitas menjahit.
Hasil karya yang dimulai 4 bulan lalu ini, sudah membuahkan 4 karya, di antaranya: produksi bantal, guling, tas dan dompet yang didukung 3 alat mesin jahit melalui modal awal dari Kalapas sebesar Rp 1 juta.
Dari aktivitas tersebut, dalam satu hari mereka bisa menghasilkan minimal 50 barang, yang pemasarannya dilakukan di dalam Lapas sendiri atau juga saat ada pameran.
Lilik Sugiarti salah satu pembina WBP khusus perempuan mengatakan, WBP sebelum menjadi tahanan rata-rata tidak punya kreativitas menjahit. Kemudian pihak Lapas mendatangkan tutor menjahit untuk membekali mereka dengan kesibukan di dalam Lapas melalui keterampilan.
“Mereka rata-rata tidak punya keterampilan sebelumnya, sehingga mereka kita berdayakan agar memiliki keterampilan sebagai bekal saat mereka bebas nanti,” ucapnya.
Dia menambahkan, pihaknya sudah sering kali mendapat pesanan. Bahkan, dari luar kota, seperti Gresik dan Surabaya. Rata-rata yang dipesan adalah dompet untuk souvenir pernikahan.
“Harganya sendiri berkisar antara Rp 10 ribu – Rp 15 ribu untuk jenis dompet. Sedangkan untuk jenis bantal dan guling kisaran Rp 35 ribu – Rp 85 ribu, tergantung ukuran,’’ bebernya.
Sementara itu, Kalapas Kelas II B Tuban, RB. Danang Yudiawan menerangkan, dari hasil laba penjualan itu, dikembalikan lagi kepada WBP untuk kebutuhan sehari-hari.
“Dagangannya kita jual di depan pintu masuk Lapas. Kami melayani pembeli dari pengunjung atau dari sesama WBP,” tutur pria asal Kabupaten Klaten, Jawa Tengah ini.
Dia berharap, warga binaan selama menjalani masa tahanan punya kegiatan positif dan sebagai bekal nantinya saat sudah bebas, atau punya keterampilan yang bisa dikembangkan saat di rumah. (nul/hei)