Wow, Anak Seorang Jukir Lolos Bintara Polri, Ini Kiatnya
- 20 July 2023 15:35
- Yolency
- Umum,
- 648
Tubankab - Usaha dan doa tidak pernah mengkhianati hasil. Kalimat tersebut pantas disampaikan Dwi Agung Teddy Prasetya, anak kedua dari pasangan suami istri Suwiji dan Wastutik yang berhasil lolos menjadi anggota Bintara Polri di Polres Tuban.
Pemuda kelahiran 9 November 2003 lalu ini, menjadi salah satu dari total 47 orang yang dinyatakan lulus dalam seleksi penerimaan Bintara Polri di tahun anggaran 2023.
Setelah mengetahui pengumuman bahwa dirinya lulus, Teddy langsung bergegas menuju ke Jalan Panglima Sudirman Kota Tuban untuk menemui sang ayah yang berprofesi sebagai juru parkir (jukir), pada Kamis (20/07) siang.
Tepat di tepi jalan di utara Alun-alun Kota Tuban tersebut, Teddy langsung memeluk sang ayah yang saat itu sedang menjaga beberapa sepeda motor. Dengan mata berkaca-kaca, keduanya langsung melakukan sujud syukur di atas trotoar sebagai perwujudan rasa syukur atas kelulusan tersebut.
“Alhamdulillah, bisa diterima sebagai anggota Bintara Polri,’’ ujar Teddy sembari memeluk ayahnya.
Meski hanya berprofesi sebagai jukir, Teddy mengaku sangat bangga dengan orangtuanya. Sebab, tanpa perjuangan dan doa dari kedua orangtuanya, ia tidak akan mampu lulus menjadi anggota Polri. “Tanpa doa dan usaha kedua orangtuanya, tak mungkin saya bisa diterima,’’ katanya.
Bukan hal yang mudah bagi Teddy untuk menggapai cita-citanya berseragam Bhayangkara. Pemuda yang lahir dan tinggal di Dusun Karangrejo, Desa Penambangan, Kecamatan Semanding, Tuban ini mengaku melalui banyak perjuangan untuk mampu menggapai cita-citanya berbaju coklat tersebut. Terlebih, ia terlahir dari keluarga biasa saja.
Pemuda lulusan SMKN 1 Tuban ini mengaku jika memang sudah menginginkan menjadi anggota Polri sejak masih kecil. Motivasinya untuk bisa mengabdi kepada bangsa dan negara. Selain itu, membanggakan orangtua dengan memperoleh pekerjaan layak. “Memang ini sudah jadi cita-cita sejak kecil,’’ akunya.
Untuk meraih mimpinya tersebut, Teddy telah mempersiapkan diri saat duduk di bangku SMP. Sejak saat itu, ia berlatih fisik secara mandiri setiap hari, mulai dari lari, push up, pull up, sit up rutin dilakukannya selama dua jam hingga saat ini.
Sementara itu, sang ayah yang berprofesi sebagai jukir di kawasan Jalan Panglima Sudirman Tuban, hanya bisa membantu melalui doa yang selalu rutin dipanjatkan setiap hari. Bahkan di hari khusus, pada setiap malam Jumat, Suwiji selalu menyempatkan diri berziarah di makam waliyullah di Kabupaten Tuban.
Hal yang sama juga dilakukan sang ibunda yang berprofesi sebagai penjahit. Untuk mendukung anak keduanya bisa lulus sebagai anggota Polri, ia juga tak pernah sekalipun luput mendoakan sang putra.
Selama proses rekrutmen anggota Polri di tahun ini, Teddy mengaku jika seluruh proses pendaftarannya gratis. Ia hanya mempersiapkan sejumlah uang untuk biaya akomodasi dan konsumsi pribadi selama berlangsungnya proses seleksi.
Suwiji, ayah Teddy, menyampaikan bahwa ia telah menjalani profesi sebagai jukir sejak tahun 1989 lalu hingga saat ini.
Ia menyampaikan rasa bangga kepada sang anak. Sebab, meski hanya seorang putra dari tukang parkir, ia mampu menjadi anggota Polri.
“Saya bangga dan bersyukur anak diterima,’’ ungkapnya.
Namun, Suwiji berpesan sekaligus menaruh harapan kepada sang putra agar kelak menjadi polisi yang tidak sombong dan tidak semena mena kepada orang lain. (achmad choirudin/hei)