Foto : Sekdin Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Tuban, dr. Atiek Supartiningsih. (yeni)

Wujudkan Program Desa Emas, Pemkab Tuban Sasar 10 Desa, Mana Saja ?

Tubankab - Pemkab Tuban baru saja melaksanakan audiensi dan koordinasi dengan tim dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya dalam menurunkan prevalensi stunting. Nantinya, tim tersebut akan mendampingi 10 desa dengan mengimplementasikan konsep Desa Emas (Eliminasi Stunting) sebagai intervensi hulu dalam upaya percepatan penurunan stunting di Kabupaten Tuban.

Sekretaris Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kabupaten Tuban, dr. Atiek Supartiningsih, menjelaskan 10 desa yang mendapatkan pendampingan adalah 5 desa di Kecamatan Singgahan, yaitu Tingkis, Tanjungrejo, Lajokidul, Kedungjambe, dan Saringembat. Selanjutnya 5 lainnya adalah Desa Ngino dan Prunggahan Wetan di Kecamatan Semanding, Desa Nguruan dan Mojoagung di Kecamatan Soko, serta Desa Sumberrejo di Kecamatan Widang.  

Berdasarkan penuturan Atiek, sapaannya, pemilihan desa tersebut antara lain berdasarkan prevalensi stunting tertinggi; keluarga berisiko stunting tinggi yang di dalamnya mempunyai remaja putri atau ibu hamil atau balita atau remaja dari keluarga tidak mampu; jumlah balita di bawah garis merah (gizi kurang); serta banyaknya pernikahan dini. 

Mantan Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana ini menyambut baik dan memberikan apresiasi pelaksanaan Desa Emas di Kabupaten Tuban yang pada tahun ini memasuki tahun kedua. Disebutkannya, Desa Emas pertama memperoleh hasil yang luar biasa, sehingga pihaknya sangat mendukung program percepatan penurunan stunting tersebut.

Atiek menegaskan, upaya menurunkan prevalensi stunting merupakan tanggung jawab bersama. Sehingga, dukungan dari pihak lain sangat dibutuhkan, termasuk dari universitas. 

“Apalagi kegiatan mereka berdasarkan penelitian, sehingga tahu apa yang diperlukan untuk intervensi menyelesaikan permasalahan stunting di Tuban. Sangat berterima kasih, kita akan menyinergikannya dengan Desa Emas ini,” tuturnya ketika ditemui reporter Diskominfo-SP Tuban, Selasa (12/09).

Demi kelancaran program Desa Emas tersebut, lanjutnya, pihaknya akan segera berkoordinasi dengan seluruh pihak terkait mulai dari kecamatan, desa, dan stakeholder terkait penanganan stunting, termasuk Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) dan tim pendamping keluarga. 

Program Desa Emas juga melibatkan mahasiswa. Tahun ini, 30 mahasiswa dari Politeknis Kesehatan (Poltekkes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Surabaya Kampus Tuban akan diterjunkan sebagai edukator kepada masyarakat. 

“Ada 30 mahasiswa. Jadi, masing-masing desa ada 3 anak,” tambahnya.

Atiek berharap, program Desa Emas ini bisa berdampak positif untuk penekanan angka stunting di Tuban dan membawa manfaat yang nantinya bisa dirasakan oleh masyarakat. Selain itu, juga dapat meningkatkan pemahaman dan kesadaran bahwa stunting benar-benar menjadi pekerjaan rumah bersama. (yeni dh/hei)

comments powered by Disqus