Begini Tanggapan Para Musisi Tuban terkait Isu RUU Permusikan
- 07 February 2019 08:16
- Heri S
- Umum,
- 779
Tubankab - Para musisi lokal Kecamatan Tambakboyo dan sekitarnya terus bergerak dan berkarya, meskipun saat ini sedang marak isu penolakan terhadap RUU Permusikan yang tengah panas diperbincangkan di media sosial. Mereka seolah tak mau ambil pusing dengan adanya isu tersebut.
Pasca menggelar acara yang bertajuk Forum Buka Suara beberapa waktu lalu di sebuah kedai, mereka juga turut membahas perihal keberlangsungan musik di daerah sana, selain itu para pemuda ini juga memotivasi para musisi yang baru muncul tersebut agar tidak terpengaruh dengan maraknya isu yang sedang berkembang.
Penggagas Forum Buka Suara, Rolex SK saat dikonfirmasi mengatakan, di daerah setempat memang mulai bermunculan musisi-musisi lokal yang potensial, namun mereka belum berani untuk tampil di depan publik.
“Mereka hanya memerlukan sebuah wadah yang dapat menampung aspirasi mereka dan sekaligus mampu memfasilitasi serta mengkoordinir para musisi lokal yang ingin tampil,” ujar Rolex saat ditemui, Kamis (07/02).
Menurutnya, kegelisahan dari para musisi lokal tersebut sudah muncul sejak beberapa tahun belakangan ini, meskipun begitu untuk mengkoordinir mereka dalam sebuah acara juga tidak mudah. Kendala teknis, ujar Rolex, seperti tidak adanya tempat yang representatif, keterbatasan alat serta alokasi dana kegiatan yang belum jelas, sering kali menghambat perjalanan mereka.
Rouf KPK selaku pemilik kedai yang digunakan sebagai setting lokasi acara Forum Buka Suara Tersebut pun tidak menyangka jika acaranya akan menjadi sangat meriah, ada sepuluh band indie yang ikut perform dalam acara tersebut.
Para musisi-musisi tingkat RT (mereka menyebutnya) itu berdatangan dari desa-desa lain di luar Kecamatan Tambakboyo. Mereka membawakan lagu-lagu dari band besar yang sudah diaransemen ulang, namun ada juga beberapa band atau perorangan yang memainkan lagu mereka sendiri. Tidak tanggung-tanggung kuota dua lagu yang disediakan panitia untuk masing-masing performer mereka isi dengan lagu yang mereka buat sendiri.
“Ada atau tidak ada RUU Permusikan sama sekali tidak berpengaruh pada musisi tingkat RT seperti mereka,” dalihnya.
“Para musisi yang baru mengepakan sayap ini masih belum berpikiran untuk sampai ke tahap yang sejauh itu, mereka baru saja muncul dan tumbuh, yang paling mereka butuhkan adalah stimulan agar tetap semangat dalam berkarya,” imbuh Rouf.
Menanggapi hal tersebut Buntas Pradoto selaku aktivis kesenian dan sekaligus Ketua Umum Pemuda Harapan Kampung (PHK) saat ditemui di sanggar seninya mengatakan, kemunculan para musisi lokal tersebut memang sangat patut untuk diapresiasi. “Saya harap musisi-musisi tingkat RT ini tidak lantas terpengaruh oleh maraknya isu yang beredar, meskipun saat ini isu tersebut sedang gencar-gencarnya, yang paling penting mereka terus berkarya dan membuat pergerakan, itu saja,”. ( m nahrussodiq/hei)