BERBAGI TAKJIL ALA SANG AULIA
- 09 June 2016 18:37
- Heri S
- Umum,
- 471
Tubankab - Banyak cara yang bisa dilakukan masyarakat untuk melestarikan tradisi di Bulan Suci Ramadhan, salah satunya melestarikan tradisi bersedekah ala peninggalan wali sanga, yakni Sunan Bonang. Warga sekitar komplek pemakaman Sunan Bonang di Kabupaten Tuban, selalu menyediakan takjil gratis bagi musafir dan warga sekitar. Mereka membagikan takjil bubur tulang sapi yang merupakan warisan peninggalan sang aulia sejak ratusan tahun silam.
Seperti yang terlihat di komplek pemakaman Sunan Bonang di Kelurahan Kutorejo, Kecamatan Kota, Kabupaten Tuban ini. Selepas salat Dhuhur, makam yang menjadi cagar budaya nasional ini mulai terlihat sibuk. Sejumlah warga bergotong royong memasak bubur untuk takjil buka puasa.
Bubur yang lebih dikenal dengan sebutan bubur Bonang ini dibuat dari beras yang dimasak bercampur dengan air santan. Namun yang menjadikan bubur Bonang beda dengan bubur pada umumnya adalah campuran tulang sapi. Sebab kaldu yang dihasilkan dari rebusan tulang sapi ini memberi rasa khas pada bubur bonang. “Rasanya nikmat sekali setiap menyantap bubur saat berbuka puasa,’’ ujar Dodi (45), salah seorang warga saat antri bubur kepada reporter tubankab Kamis (09/06) sore.
Menurut salah seorang juru kunci makam, Ikhwan, proses memasak bubur berlangsung cukup lama karena membutuhkan waktu sekitar tiga jam lebih. Selanjutnya bubur yang telah matang dibiarkan hingga menjelang waktu buka puasa. Makanan sederhana ini sangat ditunggu-tunggu warga sekitar dan para musafir, serta peziarah yang melakukan iktikaf di makam sang sunan. ”Selain membutuhkan waktu yang lama, pembuatan bubur juga cukup banyak karena tak sedikit yang meminta,’’ tutur pria berbadan tambun ini.
Saat pembagian dimulai, terlihat baik anak-anak maupun orang dewasa berkumpul dan rela antri demi mendapatkan sepiring bubur untuk takjil buka puasa. Dengan membawa piring, panci dan ember, mereka rela berdesak-desakan.
Bubur yang dibuat dengan bumbu rempah-rempah ini cocok untuk menu pembuka karena terasa dingin dan nyaman di perut setelah seharian berpuasa. Hanya dalam hitungan detik, bubur dalam dua wajan raksasa nyaris tak tersisa. "Kalau ingin cepat dapat, ya harus datang lebih awal,’’ tukas Ikhwan.
Sunan bonang merupakan satu dari sembilan wali penyebar agama Islam di Tanah Jawa. Kondisi masyarakat yang miskin pada saat itu membuat Sunan Bonang dan pengikutnya mencoba bersedekah dengan menyediakan buka puasa gratis berupa bubur.
Perkembangannya, selain diperuntukkan bagi warga sekitar, bubur ini juga dibagikan kepada para musafir dan peziarah makam Sunan Bonang yang kebetulan singgah. (wan/hei)