Foto : Buntas Pradoto menunjukan penghargaanya sebagai juara pertama Pemuda Utama tingkat Provinsi Jatim 2018. (tauviq)

Buntas : Pemuda Harus Punya Dedikasi Jiwa yang Tulus

  • 31 October 2018 15:35
  • Heri S
  • Umum,
  • 828

Tubankab - Buntas Pradoto, selain meraih juara pertama Pemuda Utama di bidang seni dan budaya kategori hobi dan prestasi tingkat Provinsi Jawa Timur 2018 ini, juga mempunyai sederet prestasi lainnya di bidang kepemudaan, salah satunya adalah sebagai Pemuda Pelopor bidang seni dan budaya Kabupaten Tuban 2017, sekaligus masuk enam besar pada kegiatan Pemuda Pelopor bidang seni dan budaya Provinsi Jawa Timur 2017 lalu.

Saat dikonfirmasi oleh reporter tubankab.go.id di kantor Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Disparbudpora) Kabupaten Tuban, Buntas yang juga sebagai ketua dan penggerak paguyuban Pemuda Harapan Kampung (PHK) Desa Sobontoro, Kecamatan Tambakboyo, ini mengaku bahwa paguyuban ini merupakan wadah sebagai penggerak masyarakat sekitar, khususnya para pemuda di bidang sosial, seni dan budaya, Rabu (31/10).

Dijelaskannya, diraihnya Pemuda Utama kategori pengembangan hobi dan prestasi ini, memang lebih diarahkan kepada sudut pandang pelestari seni budaya. Khususnya di lingkungan sekitar Desa Sobontoro, setiap tahun pihaknya mengadakan dua event, yakni Bambu Runcing dan Pesta Pantai.

Untuk event Bambu Runcing, pihaknya mengaku mengambil tema-tema nasionalisme dalam pertunjukannya. Hal tersebut, lanjut Buntas, dikarenakan pemuda saat ini dirasa kurang mempunyai rasa apresiasi dan nasionalisme yang tinggi terhadap momen, seperti hari kemerdakaan dan sebagainya.

Menurutnya, dalam event tersebut, terdapat beberapa lomba yang mempunyai dasar seni, seperti baca puisi dan lain sebagainya. Hal tersebut, lanjut Buntas, guna mencari regenerasi dan mengembangkan potensi anak. Selain itu, dalam event Bambu Runcing tersebut, juga terdapat kegiatan tahlil kubro, yakni kegiatan khusus doa bersama untuk para leluhur dan pahlawan yang sudah mengharumkan nama Indonesia. Dan yang terakhir, masih terangnya, terdapat pentas seni seperti pertunjukan teater dan fashion show.

Dalam pentas seni tersebut, ia mengaku juga mengundang rekan sesama pelaku seni dari luar kota hingga luar pulau Jawa. “Jadi kita membuka sebuah lahan untuk berekspresi, baik itu lokal maupun yang sifatnya nasional,” terang pria yang juga sebagai pengajar Seni Budaya SMPN 1 Tambakboyo tersebut.

Sedangkan untuk Pesta Pantai, dijelaskan Buntas, hal tersebut bermula dari banyaknya sampah yang berserakan dan mengganggu keindahan pantai di sekitar Desa Sobontoro. Sehingga, dari permasalahan tersebut, muncul sebuah ide untuk menjadikan pantai tersebut lebih menarik, yakni dengan membuat sebuah panggung sederhana di pinggir pantai di sore hari, yang diisi dengan ekonomi kreatif atau jual beli dari produk lokal sekolah dan warga dari daerah sekitar. Dalam Pesta Pantai tersebut, untuk malam harinya, ia mengaku mengadakan pentas seni yang disaksikan masyarakat umum. “Pertunjukan apapun bisa pentas di situ” terangnya.

Lebih jauh, Buntas menyampaikan, untuk event Bambu Runcing, biasanya diadakan setiap setahun sekali di sekitar Maret-April, sedangkan untuk Pesta Pantai akan dilangsungkan sekitar Agustus-September.

Disinggung terkait terobosan ke depan, pihaknya mengaku akan tetap mempertahankan budaya yang telah diwariskan leluhur sebelumnya, untuk kemudian terus digalakkan kepada pemuda dan masyarakat dengan berbagai langkah-langkah yang inovatif.

Ia juga memberikan saran kepada para pemuda, khususunya di Kabupaten Tuban, agar mempunyai jiwa dedikasi secara tulus, yakni bukan hanya untuk kepentingan pribadi. Jiwa dedikasi tersebut, lanjut Buntas, secara tidak langsung akan berimbas kepada khalayak umum.

“Yang jelas, ada jiwa dedikasi yang positif, bagaimana kita mempunyai sesuatu, kita berikan kepada orang lain,” pungkas pria yang juga sebagai dalang wayang kulit tersebut. (tauviqurrahman/hei)

comments powered by Disqus