Demi Kembangkan Pertanian di Desanya, Pemuda Asal Jatirogo Lakukan Hal Ini
- 27 December 2018 14:24
- Heri S
- Umum,
- 2138
Tubankab - Di saat banyak pemuda yang lebih memilih untuk meninggalkan profesi di bidang pertanian guna mencari pekerjaan kantoran dan sebagainya, Samsul Anam (28), pemuda asal Desa Karang Tengah Kecamatan Jatirogo, Kabupaten Tuban ini, justru lebih memilih untuk tetap menekuni dunia pertanian, dengan mendirikan pembibitan tanaman kebun dari berbagai jenis, seperti cabai, tomat, hingga terong.
Dengan memanfaatkan lahan kosong di samping rumahnya, Anam begitu ia akrab disapa, menjelaskan bahwa awal mula pendirian pembibitan yang ia beri nama “Jrubus Makmur” tersebut, dimulai pada awal 2017. Tepatnya, ia mengaku terinspirasi mendirikan pembibitan ini, dikarenakan melihat pertanian di sekitar desanya yang kurang maju. Oleh sebab itu, pihaknya berpikir untuk memajukan pertanian di desanya dengan mendirikan pembibitan budidaya tanaman kebun (hortikultura).
“Yakni, supaya ada background yang bisa membuat pembibitan untuk ditanam masyarakat,” ungkapnya saat ditemui oleh reporter tubankab.go.id saat sedang menyiram pembibitan yang sudah ia rintis lebih hampir dari satu tahun ini, Kamis (27/12).
Ia mengatakan bahwa sebelumnya, petani di desa setempat kesulitan untuk menemukan benih F1 (benih hibrida) langsung dari pabrik, sehingga banyak yang memakai benih F2 (bekas) bukan langsung dari pabrik, yang berdampak pada hasil pertanian yang kurang maksimal.
Benih F1 dari pabrik tersebut, langsung ia semai sendiri agar bisa menjadi bibit siap tanam yang dapat langsung dimanfaatkan oleh para petani. Jenis bibit yang sudah diproduksi antara lain, tomat, cabai rawit kecil, cabai merah kecil, cabai merah besar, terong ungu, terong hijau, terong lalapan, dan terong Jepang.
Anam menerangkan, terkait dengan permintaan dari pelanggan sendiri, tergantung kepada luas lahan masing-masing, yakni mulai dari 4 kotak hingga 12 kotak, di mana satu kotak berisi 480 biji siap tanam. Sedangkan untuk harga sendiri bervariasi. Untuk satu kotak cabai rawit kecil dihargai Rp 95 ribu, cabai merah kecil Rp 115 ribu, cabai merah besar Rp 125 ribu, tomat Rp 120 ribu, terong Rp 90 ribu. “Dan untuk permintaan yang besar dari masyarakat ialah cabai merah kecil, cabai rawit, dan tomat,” terangnya.
Ia mengaku sudah mempunyai pelanggan tetap, di mana para konsumen berasal dari area Jatirogo, Bangilan, Kenduruan, dan Sale yang datang langsung ke tempatnya untuk membeli berbagai pembibitan siap tanam yang dibutuhkan.
Pria yang kesehariannya bekerja sebagai petani lokal di desanya tersebut juga menambahkan bahwa untuk produksi pembibitan ini dilakukan secara bertahap, di mana setiap jenis bibit biasa di produksi sekitar 10 ribu bibit. Ia melanjutkan, dari hari pertama setelah penyemaian, bibit mulai tumbuh sekitar umur satu minggu dan siap tanam pada umur 45 hari hingga tiga bulan. “Alhamdulillah setiap hari kita produksi,” ucapnya.
Namun, ia mengatakan bahwa ia juga sempat menemui kendala terkait pemasaran. Hal tersebut, dikarenakan masyarakat belum begitu mengenal semaian siap tanam (semai lok) yang pihaknya produksi. “Dan masyarakat sendiri kan masih menggunakan pola pikir tanam lama,” ungkap Anam.
Sistem pembibitan semai lama (semai tabur) sendiri, lanjut Anam, yakni berupa bibit siap tanam yang apabila ditanam, akan mati terlebih dahulu (layu). Sedangkan semai lok, masih terangnya, apabila ditanam tidak akan layu dan langsung hidup, karena akarnya yang tidak putus. “Kelebihannya di situ, dan bibitnya juga sudah F1,” jelasnya.
Dari semua aset pembibitan, khususnya dalam satu tahun ini, ia mengaku bisa meraup omzet hingga Rp. 18 juta. Ke depan, ia berencana membuka cabang pembibitan tanaman kebun ini di Kecamatan Bangilan dan Parengan. “Kalau ada rezeki saya berencana akan membuka cabang,” pungkas pria yang juga bekerja sebagai survei tanaman petani area Jatirogo-Kenduruan pada sebuah pabrik pembibitan di Jombang tersebut.(tauviqurrahman/hei)