Gelar Pameran Lukisan, Syaiful : Kita Berkspresi Melalui Karya
- 20 July 2018 15:22
- Yolency
- Umum,
- 1850
Tubankab - Karya lukis tidak memberikan kontribusi untuk menyelesaikan masalah, tetapi bisa sebagai pemicu orang tidak melakukan hal-hal yang kurang baik.
Hal tersebut disampaikan oleh Syaiful Amin, salah seorang pelukis asal Tuban yang saat ini tengah menjadi peserta pameran lukisan di Gedung Budaya Loka, Kabupaten Tuban, Jumat (20/07).
Pameran lukisan yang digelar oleh Komunitas Tali Goci Kabupaten Tuban ini, bertemakan Whisper of Silence (bisikan keheningan). Pameran ini, mulai dibuka secara resmi pada pukul 15.30 WIB kemarin, dengan menghadirkan 5 pelukis Tuban, di antaranya Syaiful Amin, Robert Santari, Qomarrudin, Imaduddin, dan Camil Hady.
Pameran tersebut berlangsung selama 6 hari, terhitung mulai 19 hingga 24 Juli, dan dibuka mulai pukul 09.30 - 21.00. Sedikitnya terdapat 65 karya lukis yang dipamerkan kepada masyarakat.
Syaiful, begitu sapaan akrabnya menjelaskan, pihaknya mengambil tema Whisper of Silence, dikarenakan lebih kepada proses penciptaan karya dari pihaknya. Sebagai pelaku seni, ia mengaku terkadang mendapat kegelisahan yang muncul dari luar, seperti fenomena sosial dan situasi yang menggerakkan perasaan lainnya. Sehingga, lanjut Syaiful, sebagai pelaku seni, pihaknya menyikapi hal tersebut dengan berkarya. “Tidak dengan kata-kata atau perbuatan,” ungkapnya.
Dikatakan Syaiful, setiap pelukis mempunyai cara dalam mengekspresikan lukisannya masing-masing. Hal tersebut, tergantung dengan kesenangan dan cara berpikir pelukis dalam menagggapi situasi tersebut. “Situasi tidak hanya yang gejolak, tetapi juga bisa terkait dengan alam,” jelas Syaiful.
Selain itu, Syaiful menambahkan bahwa karya lukis, memang tidak memberikan kontribusi untuk menyelesaikan masalah. “Tetapi, karya lukis bisa jadi pemicu orang untuk tidak melakukan hal-hal yang kurang baik,” terangnya.
Lebih jauh, Syaiful juga menegaskan bahwa pameran lukisan adalah hal biasa yang harus dilakukan oleh seorang pelukis, karena itu adalah tanggung jawab moril terhadap karya pelukis masing-masing untuk mengapresiasikan karya-karyanya terhadap masyarakat. Sehingga, masih terangnya, masyarakat bisa mengenal lebih dekat dengan karya seni lukis. “Alhamdulillah, setelah pembukaan terjual 5 lukisan,” ungkap Syaiful.
Selama ini, lanjut Syaiful, karya seni dianggap sesuatu yang ada di ruang tersendiri (khusus), sehingga, masyarakat secara umum tidak bisa menyentuh (mendekati). Di pameran ini, pihaknya ingin membuka lebih luas terhadap berbagai kalangan dan umur untuk mengapresiasikan karya-karyanya. “Supaya masyarakat sendiri lebih mencintai karya seni,” ujarnya.
Ia berharap, kegiatan semacam ini bisa memicu semangat terhadap sesama pelaku seni yang lain, khususnya di Kabupaten Tuban, agar lebih termotivasi dalam berkarya. “Seni di Kabupaten Tuban semakin ramai dan tidak kalah dibandingkan dengan kota-kota lain,” imbuh Syaiful.
Syaiful juga menyampaikan bahwa pihaknya ingin mengagendakan kegiatan seperti ini setiap tahunnya. Selain itu, masih terang Syaiful, pada 12-22 Oktober mendatang, mereka berlima berencana untuk ikut Pasar Seni Lukis Indonesia di Jatim Expo Surabaya. (tauviqurrahman/hei).