Foto : Kasi Pelestarian dan Pengembangan Budaya pada Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Kabupaten Tuban Eko Hardoyo. (tauviq)

Hari Batik Nasional, Eko : Tidak Hanya Memakai, Namun Juga Mencintai

Tubankab - Pada hari ini, tepat 02 Oktober 2018, merupakan Hari Batik Nasional, yang juga hari perayaan nasional Indonesia untuk memperingati ditetapkannya batik sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan non bendawi oleh United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organizations (UNESCO) pada 02 Oktober 2009. Pada hari ini pula, beragam lapisan masyarakat, mulai dari pejabat pemerintah, pegawai BUMN, hingga pelajar, disarankan untuk memakai batik.

Kasi Pelestarian dan Pengembangan Budaya pada Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Kabupaten Tuban Eko Hardoyo, mengatakan batik adalah karya seni lokal yang menjadi simbol serta jati diri budaya dan karya seni bangsa Indonesia. Selain itu, atas ditetapkannya batik sebagai warisan budaya oleh UNESCO, dapat menumbuhkan nilai kesadaran bagi masyarakat agar mencintai batik. “Terutama kepada generasi muda,” terang Eko saat ditemui oleh reporter tubankab.go.id di ruang kerjanya, Selasa (02/10).

Ia juga mengungkapkan bahwa bagi seorang seniman, apabila terdapat klaim dari negara lain atas karya seni atau budaya Indonesia, hal tersebut tidak menjadi masalah yang besar. Namun, dikatakan Eko, dengan klaim tersebut, akan menjadi cambuk bagi masyarakat ataupun dari kalangan pejabat akan pentingnya budaya lokal. “Itu akan menimbulkan motivasi dan rasa memiliki bagi masyarakat secara umum,” jelas pria yang juga sebagai Ketua Sanggar Seni Ngripto Raras tersebut.

Selain itu, Eko menambahkan, batik merupakan karya seni yang membutuhkan proses kesabaran dalam pembuatannya. Dan ditegaskannya, apapun yang bersinggungan dengan kesenian selalu berhubungan dengan olah dan rasa.

Lebih lanjut ia menjelaskan, dengan proses semacam ini, maka harus terdapat regenerasi dalam melestarikan batik, seperti memberikan pembelajaran dan pelatihan pembuatan batik kepada anak-anak di sekolah. “Secara tidak langsung, generasi muda dapat menyadari dan mencintai budaya serta karya seni lokal, khususnya batik,” ungkap Eko.

Eko juga menyampaikan bahwa suatu karya seni, tidak terlepas dari masyarakat pendukungnya dan di mana seorang seniman tersebut berkarya. Sehingga, lanjut Eko, corak batik mencerminkan masing-masing budaya daerah setempat.

Pada Hari Batik Nasional ini, ia berharap agar batik tidak hanya dipakai pada tampak luar, tetapi juga dapat masuk dalam hati. “Sehingga tidak hanya memakai, namun juga mencintai, khususnya batik Gedog,” tutupnya. (tauviqurrahman/hei).

comments powered by Disqus