Foto : TPID Jatim saat gelar rapat jelang HBKN. (ist)

HLM TPID se-Jawa Timur Digelar, Khofifah: Jatim Berperan Strategis dalam Ketahanan Pangan Nasional

Tubankab – Pemerintah Provinsi Jawa Timur terus memperkuat sinergi dalam menjaga stabilitas harga dan ketersediaan pasokan pangan menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN). Untuk itu, High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Jawa Timur digelar di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, pada Senin (17/03). 

Acara ini dihadiri oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, jajaran Bank Indonesia (BI) Jawa Timur, serta Bupati dan Wali Kota se-Jawa Timur. TPID dari berbagai daerah, termasuk Kabupaten Tuban, turut serta dalam pertemuan ini.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menegaskan bahwa sebagai Lumbung Pangan Nusantara, Jawa Timur memiliki peran strategis dalam menjaga ketahanan pangan nasional. Stabilitas harga di provinsi ini menjadi barometer pengendalian inflasi nasional. Oleh karena itu, Pemprov Jatim berkomitmen mengendalikan inflasi melalui strategi berbasis 4K, yaitu ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif.

“Dengan target inflasi 2,5±1 persen, kami terus mengantisipasi tekanan inflasi menjelang HBKN serta bersinergi dalam menanggulangi tantangan struktural demi stabilitas ekonomi yang lebih kuat,” ujar Khofifah.

Pada kesempatan tersebut, Deputi Kepala Bank Indonesia (BI) Jawa Timur selaku Wakil Ketua II TPID Provinsi Jawa Timur, Muhammad Noor Nugroho, menyampaikan bahwa TPID Jatim telah berhasil mengendalikan inflasi sesuai dengan sasaran nasional. Pada Januari-Februari 2025, Jawa Timur mencatat deflasi kumulatif sebesar -1,13 persen (ytd). Namun, kondisi ini dipengaruhi oleh kebijakan diskon tarif listrik yang memberikan andil deflasi sebesar -1,88 persen (ytd). Meskipun diskon tarif listrik bersifat sementara, Noor menekankan perlunya antisipasi terhadap dampak pascakebijakan tersebut untuk memastikan inflasi tetap terkendali.

Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur, Erwin Gunawan Hutapea, mengingatkan bahwa harga komoditas pangan di Jawa Timur relatif lebih rendah dibandingkan rata-rata nasional. Kondisi ini berpotensi mendorong produsen menjual pasokan ke daerah lain dengan harga lebih tinggi. Oleh karena itu, kebijakan Kerja Sama -Antar Daerah (KAD) harus tetap menjaga keseimbangan pasokan dalam wilayah.

“Sinergi dan inovasi TPID perlu didorong untuk menjaga inflasi Jawa Timur tetap dalam rentang sasaran nasional. Stabilitas harga di tingkat konsumen dan produsen adalah fondasi penting bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, daya beli masyarakat, dan kesejahteraan bersama,” jelas Erwin.

Menjelang HBKN, TPID Jawa Timur akan meningkatkan koordinasi dan memantau pergerakan harga bahan pokok secara intensif. Pemprov Jatim juga akan memperkuat langkah-langkah preventif, seperti operasi pasar murah untuk menjaga keterjangkauan harga, optimalisasi cadangan pangan guna mengantisipasi lonjakan permintaan, serta efisiensi jalur distribusi untuk memastikan kelancaran pasokan.

Melalui HLM TPID ini, seluruh pemangku kepentingan, termasuk TPID Kabupaten Tuban, berkomitmen memperkuat kebijakan berbasis data guna menjaga keseimbangan ekonomi serta memastikan daya beli masyarakat tetap terjaga di tengah dinamika ekonomi global. (*/yavid rp/hei)

comments powered by Disqus