Indeks Ketimpangan Gender Tuban Turun Konsisten, Ini Penjelasan BPS
- 16 May 2025 14:15
- Heri S
- Kegiatan Pemerintahan,
- 16
Tubankab - Ketimpangan gender di Kabupaten Tuban menunjukkan penurunan signifikan dalam kurun satu tahun terakhir.
Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tuban mencatat nilai Indeks Ketimpangan Gender (IKG) tahun 2024 sebesar 0,213, turun tajam dari angka 0,359 pada tahun 2023.
Statistisi Ahli Madya BPS Kabupaten Tuban, Suzatmo Putro mengungkapkan bahwa penurunan ini mencerminkan perbaikan nyata dalam tiga dimensi utama penyusun IKG, yakni kesehatan reproduksi, pemberdayaan, serta partisipasi perempuan di pasar tenaga kerja.
“IKG berkisar antara 0 hingga 1. Semakin mendekati nol, artinya ketimpangan gender semakin kecil. Capaian tahun ini menunjukkan kesetaraan gender di Tuban terus membaik,” ujar Momo—sapaan Suzatmo—kepada reporter tubankab.go.id, Jumat (16/07).
Untuk diketahui, capaian IKG Kabupaten Tuban tahun 2024 berada di bawah rata-rata IKG Provinsi Jawa Timur yang tercatat sebesar 0,347. Posisi ini menunjukkan bahwa kesetaraan gender di Tuban lebih baik dibandingkan rata-rata provinsi.
Selain itu, berdasarkan tren lima tahun terakhir, IKG Tuban terus mengalami penurunan. Pada 2019, IKG berada di angka 0,511. Nilai tersebut terus menurun menjadi 0,501 pada 2020, 0,494 pada 2021, 0,417 pada 2022, dan 0,359 pada 2023, hingga akhirnya mencapai 0,213 pada 2024. Penurunan konsisten ini mencerminkan kemajuan dalam pengurangan ketimpangan gender di berbagai sektor.
Dalam dimensi kesehatan reproduksi, tutur Suzatmo, akses layanan kesehatan maternal semakin baik. Proporsi perempuan usia 15–49 tahun yang melahirkan di luar fasilitas kesehatan (MTF) hanya sebesar 0,002. Sementara itu, proporsi perempuan yang melahirkan anak pertama pada usia di bawah 20 tahun tercatat sebesar 0.251. Angka ini menunjukkan bahwa sebagian perempuan memasuki peran sebagai ibu di usia muda, yang meskipun bukan hal luar biasa, tetap memerlukan perhatian bersama agar didukung dengan edukasi dan layanan kesehatan yang memadai.
Selanjutnya, pada aspek pemberdayaan, perbedaan capaian antara laki-laki dan perempuan masih terlihat. Sebanyak 33,11 persen penduduk laki-laki usia 25 tahun ke atas telah menyelesaikan pendidikan minimal SMA, sementara perempuan mencapai 23,43 persen. Di bidang politik, keterlibatan perempuan tercatat sebesar 22 persen dalam lembaga legislatif, yang menunjukkan ruang yang masih terbuka lebar untuk mendorong partisipasi lebih setara ke depannya.
“Dari data tersebut, keterwakilan perempuan di legislatif Kabupaten Tuban meningkat dari 14 persen pada 2019-2023 menjadi 22 persen pada 2024, sehingga jarak partisipasi gender di legislatif makin mengecil,” terangnya.
Sementara itu, partisipasi perempuan dalam pasar kerja menunjukkan kemajuan. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan mencapai 59,41 persen, mendekati capaian laki-laki sebesar 89,92 persen. Meskipun masih ada selisih, tren ini menunjukkan bahwa perempuan di Tuban semakin aktif dalam dunia kerja.
Penurunan IKG yang signifikan di Tuban dalam setahun terakhir menunjukkan bahwa berbagai upaya pembangunan yang inklusif dan responsif gender mulai menunjukkan hasil. Meski demikian, sejumlah tantangan masih harus dihadapi, khususnya dalam meningkatkan pendidikan perempuan dan menekan angka kehamilan usia dini. (yavid rp/hei)