Foto : Bupati Tuban Fatchul Huda saat berikan sambutan pada acara istihlal dan silaturahmi Ikatan Guru Raudhatul Atfal (IGRA) Kabupaten Tuban di Pendopo Kridho Manunggal Tuban.(dadang)

Istihlal IGRA, Bupati : Kesempatan Jadi Penghuni Surga Jangan Sampai Terlewatkan

  • 09 July 2018 15:35
  • Heri S
  • Umum,
  • 680

Tubankab - Sebanyak 927 guru Raudhatul Atfal (RA) hadir dalam kegiatan istihlal dan silaturahmi Ikatan Guru Raudhatul Atfal (IGRA) Kabupaten Tuban di Pendopo Kridho Manunggal Tuban, Senin (9/7/).

Menurut Ketua IGRA Tuban, Siti Nuraini, kegiatan ini adalah sebagai ajang silaturahmi dan mendekatkan antaranggota organisasi dan juga mitra. “Acara ini secara rutin dilaksanakan dan untuk kedua kalinya diadakan di pendopo, semoga semakin mengakrabkan semua anggota IGRA dan juga mitra kerja,” ujar wanita asal Montong ini. 

Digunakannya pendopo sebagai tempat kegiatan juga didukung oleh bupati. Sebab, selain dapat meringankan biaya penyelenggaraan acara, digunakannya pendopo dapat memberikan energi positif.

Dengan sering digunakan untuk kegiatan keagamaan, seperti salawatan, pembacaan ayat suci Alquran dan taklim, menurut Bupati menjadikan tempat tersebut menimbulkan energi yang baik. 

Kepada guru IGRA yang mayoritas perempuan tersebut, bupati memberikan apresiasi terhadap jasa guru yang sangat besar, karena dapat mengantarkan muridnya menjadi orang sukses, terutama untuk guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) termasuk IGRA yang mengajarkan anak-anak di usia dini untuk bisa mengucapkan kalimat tayibah. Sehingga terpampang wajah surgawi pada guru-guru ini yang bisa mengantarkan mereka ke surga nanti.

“Oleh karena itu, insya Allah di Hari Jadi Kabupaten Tuban nanti akan ada hadiah umroh lagi,” kata bupati disambut tepuk tangan semua undangan yang hadir.

Namun bupati mengingatkan, kesempatan menjadi penghuni surga tersebut jangan sampai terlewatkan dan bahkan menjadikan dekat kepada neraka, “Jangan berbunga dulu, karena Rasulullah Muhammad SAW pernah melihat, kebanyakan penghuni neraka adalah perempuan, ternyata  mereka banyak yang kufur, bukan kufur terhadap Allah SWT, tetapi kufur kepada suami mereka. Saya mengingatkan, bagi yang sudah bersuami, rida Allah SWT itu tergantung rida suami,” pesannya. 

Lebih lanjut bupati menerangkan tentang dosa yang sering dilakukan oleh para istri, di antaranya kebanyakan seorang istri berdandan bukan untuk suami mereka, seorang istri tidak pamit saat keluar rumah, seorang istri menolak diajak melakukan hubungan suami istri. Selain itu, saat ini kebanyakan istri sukses membuat suami stres, karena dengan kesuksesan tersebut menjadikan istri tidak menghormati suami dan keluarga suami, istri sukses juga sering menyebut kelebihannya di depan suami. “Ini harus diperhatikan, hal-hal kecil yang dapat berakibat buruk nantinya.

Hal ini, lanjut bupati, telah banyak terbukti, contohnya dengan mendapat sertifikasi, banyak guru perempuan yang mengajukan cerai terhadap suami mereka.

Pekerjaan menjadi guru, ujar Huda, juga bukanlah pekerjaan yang mudah. Sebab, guru harus memiliki wibawa dan karisma. Menurut Huda, wibawa bisa dipelajari seperti cara berjalan, cara pakaian atau cara menghadapi orang, tetapi karisma harus dibangun dengan ‘kefitrahan', karena karisma muncul dari dalam diri yang bisa diraih dengan memperbanyak istigfar, zikir dan tafakur kepada Allah SWT. “Pendidikan yang bagus adalah dapat menggabungkan taklim (pengajaran agama), tilawah (memahami), dan tazkiyah (pemurnian), sehingga dapat terbentuk ilmu hikmah. Untuk itu seorang guru harus melakukan semua kebaikan dan segera melupakan kebaikan itu, selalu beramal tetapi jangan ingat-ingat amal tersebut,” pesan bupati.

Acara ini juga dihadiri Kepala Kantor Kementrian Agama Kabupaten Tuban beserta jajarannya, perwakilan Dinas Pendidikan, PC Musimat NU, IGTKI dan Himpaudi Tuban, sebagai pemberi tausiyah adalah KH. Muhammad Najib Muhammad dari Jombang. (dadang setiawan/hei)

Sumber : Media Center

comments powered by Disqus