JELANG RAMADHAN MAKAM SUNAN BONANG DIPADATI PEZIARAH
- 04 May 2017 14:21
- Yolency
- Umum,
- 947
Tubankab - Wisata religi Makam Sunan Bonang Tuban terbukti masih menjadi salah satu icon yang menarik bagi para wisatawan atau peziarah, baik dalam maupun luar Kabupaten Tuban. Ini terbukti dengan adanya kunjungan para peziarah yang tak pernah surut, terutama menjelang Ramadhan.
Pantauan wartawan di lokasi Makam Sunan Bonang, pada Sya’ban atau menjelang Ramadhan, ribuan jemaah selalu memadati makam tersebut. Mereka datang dari berbagai daerah untuk berdoa, syiar, hingga mencari berkah. Bahkan, Alun-alun terpaksa digunakan untuk tempat parkir bus pengangkut jemaah. Ini karena lokasi parkir bus wisata yang berada di Kebonsari tak memuat lagi.
Khoirudin, Pimpinan Jemaah Al-Hikmah Surabaya yang mengadakan rombongan ziarah ke makam Sunan Bonang Tuban, menegaskan jemaah yang dipimpinnya bertujuan tidak lain adalah demi mensyiarkan amaliyah soleh bagi seluruh umat Islam pada umumnya, dan jemaah al Hikmah pada khususnya.
Menurut Khoirudin, Tuban menjadi rute yang ke-4 dari serangkaian rute yang akan dilalui oleh jemaah yang menumpang 40 bus ini. Sebelumnya, mereka sudah singgah di beberapa tempat wisata religi, seperti Sunan Drajad, dan Makam Syekh Asmoro Qondhi.
“Kita akan melakukan ziarah wali songo, yang nantinya akan dilanjutkan acara haul akbar di Jakarta dan Cirebon,” ungkap Khoirudin kepada wartawan, Kamis (04/05).
Masih menurutnya, perjalanan ini (ziarah) adalah untuk mengamalkan apa yang telah diajarkan oleh wali songo dengan harapan dapat mereda hal-hal yang tidak diinginkan, dengan jalan seperti apa yang telah diajarkan oleh para wali. “Kita ambil teladan dari para wali ini, karena dengan begitu kita sedikit menjadi pribadi yang lebih baik,” imbuhnya.
Khoirudin melanjutkan, kegiatan rutin yang dilakukannya hanya berfokus pada kegiatan syiar amal soleh. Dia menuturkan untuk saat ini perjalanan ziarah belum terfokus untuk kegiatan sosial lainnya. “Kita hanya memberi amaliyah, tujuan pokok yang lain tidak ada, satu tujuan itu saja,” tukas Khoirudin. (nng/hei)