KERAJINAN REBANA DI BULAN RAMADAN, OMZETNYA SANGAT MENGGIURKAN
- 10 June 2016 18:22
- Heri S
- Umum,
- 1180
Tubankab - Ramadan melimpahkan rahmat bagi pengrajin rebana di Kelurahan Panyuran, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban. Saat ini, lonjakan pesanan bisa meningkat drastis dibanding hari biasa, dan tentu dengan capaian omzet yang sangat menggiurkan.
Khoirul Atiq (43), misalnya. Selama ramadan ini, jumlah pesanan alat musik Islami itu meningkat drastis hingga 50 persen dibanding hari biasa. Jika di hari biasa jumlah pesanan hanya mencapai rata-rata 8 sampai 10 set per bulan, maka selama Ramadan ini, jumlahnya sudah mencapai 15 set. “Berkah kalau di saat bulan suci seperti ini mas, order meningkat tajam,’’ tuturnya kepada reporter tubankab, Jumat (10/06).
Menurut Atiq, pesanan alat usik rebana tak hanya datang dari lokal Tuban, melainkan juga dari daerah lain seperti Bojonegoro, Lumajang, dan Jember, bahkan juga dari luar pulau khususnya Sumatera dan Lampung. “Biasanya pemesannya datang dari kelompok-kelompok hadrah atau lembaga-lembaga pendidikan Islam, seperti madrasah ataupun pondok pesantren,’’ terang lelaki murah senyum ini.
Melonjaknya pesanan ini, lanjut Atiq, otomatis berdampak pada peningkatan omzet pengrajin. Jika di hari biasa rata-rata hanya mencapai penghasilan kotor Rp. 20 sampai Rp. 30 juta per bulan, maka pada Ramadan ini sudah mencapai kisaran Rp.40 sampai 50 juta. “Sudah barang tentu kalau pesanan naik, omzet akan mengikutinya. Ya alhamdulillah, untungnya bisa untuk merayakan lebaran,’’ ujarnya bahagia.
Dikatakannya, harga yang ditawarkan setiap rebana sangat bervariasi, tergantung jenis, bentuk, ukuran dan tingkat kesulitan. “Biasanya kami tawarkan harganya Rp. 3 juta hingga Rp. 4 juta per set,’’ akunya setengah berpromosi.
Banyaknya pesanan rebana membuat Atiq kewalahan, sehingga ia terpaksa mencari karyawan. Kini, sedikitnya 6 karyawan yang mampu menopang kerjanya. Dari kreasi mereka inilah berbagai macam alat musik Islami rebana dihasilkan, seperti hadrah atau terbang banjari, ketipung, bass, marawis, bedug, dumbuk, kalte, dan tam-tam.
Selain membuat rebana dari kayu mahoni yang didapatkannya dari Jepara, Jateng, Atiq ternyata juga melayani perbaikan rebana yang rusak. Dari tangan terampilnya tersebut, rebana yang rusak bisa disulap menjadi ‘baru’. “Setidaknya, rebana yang rusak bisa digunakan lagi,’’ pungkasnya. (wan/hei)