KETUM PBNU HADIRI HARLAH NU KE-96 DI BUMI WALI
- 30 March 2019 13:41
- Yolency
- Umum,
- 498
Tubankab - Bupati Tuban, H. Fathul Huda menghadiri Pelantikan dan Harlah Nahdlatul Ulama ke-96 Pengurus Cabang Kabupaten Tuban, Sabtu (30/03). Bertempat di Pendopo Kridho Manunggal Tuban, kegiatan ini dihadiri Ketua Umum PBNU; Sekretaris PWNU Jatim; Ketua DPRD Kabupaten; Sekretaris Daerah; Pimpinan OPD dan camat; pengurus dan anggota PCNU Tuban; serta 4000 warga NU di Kabupaten Tuban.
Dalam sambutannya, Bupati Tuban mengungkapkan bahwa pemimpin yang baik memiliki beberapa kriteria. Pertama, pemimpin tersebut harus dekat dengan ulama. Kedua, pemimpin harus amanah dalam mengemban tanggung jawab yang diterima. Lebih lanjut, bupati menyampaikan data terkait perkembangan realisasi program pemerintah pusat di Kabupaten Tuban tahun 2014-2019. Terkait dengan Dana Desa, realisasi program bantuan Dana Desa tingkat nasional mengalami kenaikan tiap tahun. Dan pada 2019, Dana Desa kurang lebih mencapai 90 triliun. Adapun pagu Dana Desa untuk Kabupaten Tuban pada 2019 mencapai Rp 256.256.128.000,- dengan Pagu Alokasi Dana Desa (ADD) Kabupaten Tuban sejumlah Rp 123 miliar. "Dan realisasi program Dana Desa dan Alokasi Dana Desa pada 2019, rata-rata setiap desa di Kabupaten Tuban sebesar Rp. 1,2 miliar," jelas bupati.
Guna memastikan pengelolaan Dana Desa tersebut, Bupati Tuban intens melakukan peninjauan ke desa-desa di 20 kecamatan. Bupati bermaksud meninjau pelaksanaan program pembangunan yang dicanangkan antara lain jalan, saluran air, dan rehab Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). Bupati Huda juga menerangkan bahwa Program Keluarga Harapan tiap tahunnya mengalami peningkatan. Hal ini sebagai bukti perhatian dan kehadiran pemerintah terhadap masyarakat miskin. Berdasarkan data dari Dinsos P3A Kabupaten Tuban, jumlah penerima PKH pada 2018 mencapai 58.390 orang dengan total anggaran mencapai Rp. 85.301.740.000. Selain itu, juga diluncurkan Program Jaminan Kesehatan Nasional - Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) dengan maksud menjamin derajat kesehatan masyarakat miskin. Program JKN-KIS tersebut juga mengalami peningkatan dan tahun 2019 berjumlah 536.050 orang.
Di bidang pertanian, Kabupaten Tuban mampu surplus padi sebanyak 58 persen dan mampu produksi jagung hingga 600 ribu ton. Dengan capaian ini Kabupaten Tuban menjadi salah satu penunjang lumbung pangan di Jawa Timur dan nasional. Di samping itu, pemerintah pusat telah menyerahkan beberapa alat mesin pertanian, salah satunya menyerahkan 20 unit mesin dryer (pengering) dan memberikan bibit jagung untuk 30 ribu hektare. Tidak hanya itu, melalui Program Perhutanan Sosial, diserahkan sertifikat sebagai hak pengelolaan atas area hutan untuk petani hutan. Pada 2018, pemerintah menyerahkan lahan seluas 4208,3 hektare kepada 1429 KK untuk dikelola.
Demi mewujudkan Kabupaten Tuban yang religius, juga telah ditetapkan 3 regulasi, yaitu: Perda Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pendidikan Akhlak Mulia; Perbup Kabupaten Tuban Nomor 5 Tahun 2018 tentang Gerakan Mengaji; dan Perda Nomor 17 Tahun 2016 tentang Pengelolaan Taman Pemakaman. Sementara itu, Ketua Umum PBNU, Prof. Dr. KH. Sa'id Aqil Siradj, MA., menjelaskan bahwa kondisi umat di negara lain, seperti Irak, Syiria, dan Yaman, tengah mengalami gejolak. Pertikaian antarsesama muslim sudah terjadi berlarut-larut. Hal tersebut disebabkan adanya perbedaan ideologi yang tidak bisa disatukan.
Lebih lanjut, Sa'id Aqil menerangkan pasca reformasi, berbagai paham masuk ke negara Indonesia di antaranya JIH, Daulah Islamiyah ISIS, HTI, dan organisasi lainnya. Hal ini perlu diantisipasi agar keutuhan NKRI tetap dapat dipertahankan. Sekitar tahun 1915, KH. Hasyim Asy'ari telah memprediksi bahwa dinasti khilafah akan bubar. Karenanya, Mbah Hasyim menekankan agar bangsa Indonesia tidak menjadi negara yang sekuler. "Harus tetap mengedepankan aspek keagamaan dalam menjalankan pemerintahan," ungkapnya.
Kiai kelahiran Cirebon ini menegaskan NU telah menetapkan bahwa nasionalisme bagian dari Iman. Gagasan yang dicetuskan Mbah Hasyim ini memiliki pengertian bahwa agama dan nasionalisme adalah satu tarikan nafas. "Jika seorang mengaku dirinya nasionalis juga harus beragama. Seorang nasionalis agamis juga harus mencintai tanah airnya. Juga harus mengerti bagaimana sejarah dari tanah airnya," tegasnya. Kiai Said menyerukan selama NU memegang teguh ajaran, amalan, dan khitahnya, maka NU akan tetap bertahan dan dibutuhkan bangsa Indonesia. Islam harus disampaikan dengan damai tanpa melakukan kekerasan, tetapi menghormati kebudayaan, adat istiadat setempat. "Siapa pun yang mengganggu dan mengancam kedaulatan NKRI, maka harus dilawan. Diusir dari negara Indonesia. Pertikaian antar umat beragama harus dihentikan," serunya. Dirinya juga mengajak seluruh warga NU untuk menjadi kader yang berkarakter, berkepribadian, dan cerdas. Selain itu, pengurus NU harus kuat dan harus lebih baik daripada sebelumnya.
Pada kesempatan yang sama, Rais Syuriah PCNU Tuban, KH. Cholilurrahman menyatakan bahwa NU telah melahirkan tokoh-tokoh nasionalis-agamis yang ikut mempertahankan NKRI, sejak zaman kemerdekaan hingga saat ini. Karenanya, warga NU ikut bertanggungjawab terhadap keutuhan bangsa saat ini. Terkait dengan kepemimpinan, Mbah Kholil berpesan setiap pemimpin harus mampu menampung aspirasi rakyat. Pemimpin juga harus mau berkumpul dengan masyarakat kecil. Pemimpin juga harus berjuang demi kemaslahatan umat. Pemimpin tidak boleh tergiur dengan jabatan dan kekayaannya.
Mbah Kholil mengingatkan bahwasanya seorang pemimpin harus menjaga tutur kata dan perilakunya. Selain itu, harus memiliki kesabaran dan ketabahan hati. Juga memberi manfaat bagi umat tanpa membedakan suku, bangsa, maupun agama. "Dirinya menjadi teladan bagi yang dipimpinnya," tuturnya.
Pada kesempatan ini, dilakukan Pelantikan Pengurus PCNU Tuban dan Pengurus Lembaga NU Cabang Tuban masa Khidmat 2018-2023. Pada kepengurusan PCNU Tuban periode ini, Bupati dan Wakil Bupati dilantik menjadi Mustasyar PCNU Tuban. Kegiatan dimeriahkan dengan atraksi pencak silat dan musik hadrah Islami. (m agus h/hei)
Sumber : Media Center