LPPL RADIO PRADYA SUARA GELAR LOMBA, ARIS: MUSUH RADIO SAAT INI BUKAN RADIO LAIN
- 04 July 2017 13:34
- Yolency
- Umum,
- 499
Tubankab - Memperingati hari jadinya yang ke-48, Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPL) Pradya Suara, menggelar beraneka macam lomba. Kategori yang dilombakan meliputi, karaoke dangdut, penyiar, dan musik akustik.
Sampai dengan hari ini, Selasa (04/07) jumlah peserta yang sudah mendaftar lomba di radio pelat merah tersebut cukup membeludak, terlebih lomba karaoke dangdut dan lomba penyiar radio. Untuk karaoke dangdut sampai saat ini, jumlah peserta sudah menyentuh angka 30, sedangkan untuk penyiar radio sebanyak 15 peserta, lalu untuk musik akustik 4 peserta.
Untuk lomba musik akustik memang sengaja baru dibuka pendaftaran, terhitung mulai dari 1 Juli 2017. “Baru dua hari ini kita buka untuk yang lomba musik akustik, namun kita sudah memiliki beberapa peserta yang tahun lalu pernah ikut lomba di sini dalam event yang berbeda, yakni peringatan Muharam,” tandas panitia penyelenggara lomba Kholilul Aris.
Ditegaskan oleh Aris, bagi peserta yang pada event tahun lalu pernah menjadi juara, masih diperkenankan mengikuti lomba. Pihak panitia, sambung Aris, tidak membatasi jumlah pesertanya. Ini dimaksudkan agar bermunculan bibit-bibit baru yang mungkin lebih bagus dari peserta tahun lalu.
“Kita sadari, dalam mencari penyiar baru sangat sulit. Atas dasar ini, kita bikin lomba siaran radio. Harapannya, agar muncul kecintaan terhadap dunia penyiaran radio, sehingga ada regenerasi,” aku Aris.
Aris menambahkan, saat ini tidak dapat dipungkiri, musuh dari radio bukanlah radio lain, melainkan media-media lain, seperti televisi, jejaring sosial, situs video seperti youtube dan lain sebagainya. Namun, hal ini dipandang oleh Aris bukan sebagai kendala, melainkan sebagai tantangan.
“Tidak dapat dipungkiri, di dunia entertaintmen seperti ini pasti ada perkembangan, kalau kita stuck di situ, kita akan ketinggalan. Oleh karena itu, kita bikin konten di youtube, lalu beberapa konten di jejaring sosial,” imbuhnya.
Masih menurutnya, tidak hanya bidang siaran, bidang musik pun demikian. Di tuban, festival musik sangat jarang sekali. Padahal, sambung Aris, di Tuban banyak sekali masyarakat yang sangat bertalenta di bidang musik.
“Di Radio Pradya Suara, kita punya satu program setiap Selasa malam. Namanya Tuban Destorsy. Band-band indie bisa masukkan lagunya ke sini gratis dan kita putarkan,” terang Aris promosi.
Aris mengajak seluruh peserta lomba dan semua masyarakat, untuk kembali mendengarkan radio, karena radio sejatinya merupakan sarana penting pada era keemasannya. Serta event seperti ini harus terus digalakkan setiap tahun, sehingga ada peningkatan peserta, baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
“Ini merupakan salah satu wujud kepedulian kita terhadap pendengar, kita kasih ke mereka, dan mereka pun bisa memberikan sumbangsih ke radio. Bagaiman pun radio tanpa pendengar bukanlah radio,” pungkasnya. (nanang wibowo/hei)