Masalah Stunting Bisa Terjadi Pada Masyarakat Terdidik
- 07 September 2018 13:47
- Heri S
- Kegiatan Pemerintahan,
- 1336
Tubankab – Guna mengatasi masalah kurangnya asupan gizi pada keluarga, Dispemas dan KB Kabupaten Tuban, menggelar Pertemuan Pembinaan Kelompok dan Kader Pembangunan Keluarga di Asrama Haji Tuban, Jumat (07/09).
Kegiatan ini diikuti sekitar 100 peserta yang terdiri dari kader kelompok Bina Keluarga Balita (BKB), Pusat Informasi dan Konseling (PIK) Remaja, PIK Remaja di kampung KB, kader kelompok Bina Keluarga Remaja (BKR), dan kader kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS).
Kegiatan tersebut juga menghadirkan Taufik Daryanto S.Ps., M.Sc., Kasubid Balita, Anak, Lansia (Balan) Bidang Keluarga Sejahtera/Pemberdayaan Keluarga (KS/PK) pada Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Timur.
Kepala Dispemas dan KB Kabupaten Tuban Drs. Mahmudi, M.Si , mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kaitannya dengan pembangunan keluarga, khususnya masalah stunting, yakni gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu lama, karena asupan makan yang tidak sesuai kebutuhan gizi pada pertumbuhan anak di usia 1.000 hari kehidupan.
Dijelaskan Mahmudi, 1.000 hari pertama kehidupan adalah mulai bayi masih dalam kandungan ditambah usia bayi dua tahun. Di mana 1.000 hari kehidupan ini, lanjut Mahmudi, merupakan masa pertumbuhan kritis. “Sehingga hal ini harus diperhatikan,” jelasnya.
Ia mengatakan bahwa pandangan masyarakat terhadap masalah stunting ini kebanyakan adalah masalah bagi masyarakat yang kurang mampu. Padahal, lanjut Mahmudi, masalah stunting ini juga bisa terjadi kepada masyarakat yang berperndidikan.
“Karena mungkin, orang tuanya sibuk, sehingga fokus terhadap pertumbuhan anak biasanya dipasrahkan orang lain,” terang Mahmudi.
Selain itu, Mahmudi melanjutkan, masalah stunting ini, tidak bisa ditangani oleh satu Organisasi Perangkat Daerah (OPD) saja, melainkan juga harus ada sinergi dengan OPD lain, yakni baik dari Dinas Kesehatan, maupun OPD lainnya sesuai dengan tupoksi masing-masing.
Dikakatakan Mahmudi, stunting ini merupakan program dari pemerintah pusat, sehingga materi yang disampaikan perihal stunting tersebut merupakan permasalahan bagi berbagai lintas sektoral. “Dengan sinergi antarOPD tersebut, diharapkan masalah stunting di Kabupaten Tuban bisa tertangani,” terangnya.
Ia menganggap bahwa peserta yang hadir ini merupakan kader yang mempunyai potensi untuk menyampaikan materi program yang pihaknya berikan. Sehingga, melalui kader-kader ini, ia berharap agar materi yang disampaikan oleh narasumber dapat disosialisasikan dan disampaikan kepada kelompok masyarakat yang lain, khususnya masalah stunting.
Dengan begitu, Mahmudi menambahkan, terdapat pemahaman yag selaras antara pihaknya dengan masyarakat. “Melalui pemahaman tersebut, insya Allah kaitannya dengan masalah stunting, gizi, dan lainnya dapat tertangani,” pungkasnya. (tauviqurrahman/hei)