PENDEKAR SIAGA ‘ZIARAH KEBANGSAAN’

  • 19 May 2017 15:39
  • Heri S
  • Umum,
  • 1099

Tubankab - Sedikitnya 30 orang rombongan yang tergabung dalam rombongan pendekar siaga, diberangkatkan oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Tuban, Ir. DR. Budi Wiyana, M.Si di depan halaman Pemkab Tuban, (19/05).

Rombongan tersebut rencananya akan melakukan rangkaian ‘ziarah kebangsaan’ selama 2 hari (20-21 Mei) kepada para pendiri dan lelulur 4 perguruan pencak silat, yaitu Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) dan PS Kera Sakti yang berada di Kabupaten Madiun, kemudian PS Bunga Islam di Kabupaten Ponorogo, dan terakhir di Sleman, Yogyakarta di Padepokan PS Margo Luyu.

Sekda Tuban, Ir. DR. Budi Wiyana, M.Si saat memberangkatkan rombongan menyampaikan, Pemkab Tuban sangat mengapresiasi apa yang telah dilakukan oleh pendekar siaga dari Desa Guwoterus, Kecamatan Montong, Kabupaten Tuban. Pasalnya, jika minimal setiap kecamatan ada pendekar siaga, maka optimisme muncul suasana yang kondusif dan kompak.

“Pendekar siaga ternyata bukan hanya gabungan para perguruan silat, tapi juga mampu bergerak dalam bidang lain, misal bakti sosial (baksos), pemberdayaan masyarakat, pengembangan wisata Guwoterus, dan beberapa kegiatan positif lainnya,” ungkap mantan Kepala Bappeda Tuban ini.

Sekda menuturkan, model-model seperti ini (pendekar siaga) diharapkan mampu ditularkan kepada daerah lain, sehingga kepedulian penyelenggaraan pemerintah bisa terlaksana, sesuai dengan harapan visi dan misi Bupati Tuban.

Lebih lanjut, Sekda Tuban berpesan agar ziarah kebangsaan mampu mengembangkan nilai-nilai silaturrahmi untuk menjaga kerukunan antarperguruan pencak silat. Sehingga gambaran tentang perguruan silat yang identik dengan tawuran bisa ditepis dengan adanya kekompakan yang ada, dan sinergitas dengan pemerintahan, mulai dari tingkat desa, kecamatan dan kabupaten lebih bisa ditingkatkan.

Heri Prasetyo, koordinator pendekar siaga menambahkan, tujuan dari ‘ziarah kebangsaan’ ini menginspirasi tentang pentingnya nilai kebhinekaan, karena kebhinekaan di Indonesia mulai pudar dan terkikis. (nul/hei)

comments powered by Disqus