Foto : Petugas saat mengecek kondisi Jembatan Glendeng. (agus)

Pembangunan Jembatan Glendeng Capai 34 Persen

Tubankab - Pemkab Tuban melalui Dinas PUPR-PRKP Kabupaten Tuban terus menggenjot sejumlah proyek pembangunan di Kabupaten Tuban. Salah satunya pembangunan Jembatan Glendeng di Desa Simo, Kecamatan Soko.

Jembatan yang menghubungkan Kabupaten Tuban dan Kabupaten Bojonegoro itu mengalami longsor di sisi Desa Simo beberapa waktu lampau. Kerusakan jembatan mengakibatkan akses jembatan terpaksa ditutup dan dialihkan melalui Jembatan Kali Khetek.

Pada awal tahun 2023, Bupati Tuban, Aditya Halindra Faridzky, SE., melakukan kunjungan ke Desa Simo dalam rangka Sambang Desa di Kecamatan Soko dan Rengel. Pada kesempatan ini, Mas Lindra menyatakan pembangunan Jembatan Glendeng akan dikerjakan tahun ini. Pemkab Tuban mengalokasikan dana APBD 2023 untuk pembangunan jembatan yang melintasi Bengawan Solo itu. 

Mas Lindra berharap masyarakat bersabar karena proses pembangunan jembatan di Desa Simo ini memerlukan waktu tidak sebentar. Pembangunan jembatan akan melibatkan tim ahli, akademisi, dan pihak berwenang lainnya. 

"Kami berkomitmen pembangunan di Kabupaten Tuban berkualitas baik, tahan lama, dan sesuai peraturan yang berlaku," katanya kala itu.

Selaras dengan pernyataan Mas Lindra, Kepala Bidang Bina Marga Dinas PUPR-PRKP Kabupaten Tuban, Basdi, ST., mengatakan proyek pembangunan Jembatan Glendeng di Desa Simo menelan anggaran mencapai Rp 20,815 miliar. Kontrak pengerjaan dimulai 25 Juli - 21 Desember 2023. 

Basdi menjelaskan pengerjaan pembangunan Jembatan Glendeng melampaui target dari rencana awalnya. Saat ini persentase pengerjaan mencapai 34 persen dari rencana awal 32 persen. Adapun jenis pekerjaan yang dilakukan diantaranya pembuatan temporary support (tiang penyangga sementara), pembangunan sheet pile (penahan tanah), dan pembuatan pondasi jembatan berupa bore pile. 

Selama proses pengerjaan konstruksi utama, Jembatan Glendeng diangkat dan ditopang temporary support berupa kerangka baja. Nantinya Jembatan Glendeng akan berdiri di atas bangunan portal berupa beton. Adapun pondasi bangunan portal jembatan berupa bore pile atau tiang penyangga berdiameter 1 meter sebanyak 18 titik dengan kedalaman 44 meter. Selain itu, konstruksi jembatan juga akan ditopang bore pile berdiameter 60 centimeter sebanyak 10 titik dengan kedalaman 46 meter. Pemilihan bore pile sebagai penyangga pondasi jembatan dengan alasan meminimalkan kerusakan akibat getaran sekaligus menjaga bangunan sekitar dan bangunan jembatan lama.

“Pondasi bore pile banyak digunakan pada konstruksi bangunan yang berlokasi di kawasan padat penduduk karena dianggap efektif dan tidak menyebabkan pergerakan tanah yang besar,” terangnya, Jumat (22/09). 

Dibangun di atas Bengawan Solo sebagai terpanjang di Pulau Jawa, pembangunan Jembatan Glendeng juga diperkuat dengan pembuatan sheetpile di sebelah utara Jembatan Glendeng. Adapun total panjang sheetpile yang akan dibangun mencapai 84,8 meter untuk menahan tanah tidak longsor mengingat debit Bengawan Solo sering meluap. “Terutama saat musim Hujan, debit air Bengawan Solo sering meluap dan berpotensi menyebabkan longsor. Untuk itu kami antisipasi dengan pembuatan sheetpile,” ujarnya. 

Basdi mohon dukungan dan doa masyarakat Kabupaten Tuban agar proyek Jembatan Glendeng berjalan lancar, tidak ada kendala dan selesai tepat waktu. Masyarakat diimbau agar bersabar menanti pengerjaan Jembatan Glendeng. Banyaknya elemen yang harus dibangun memerlukan detail dan waktu pengerjaan tidak sebentar. Sehingga Jembatan Glendeng memiliki kualitas yang baik dan dapat dimanfaatkan warga dengan aman serta  nyaman. (m agus h/hei)

comments powered by Disqus