Foto : Mini Lokakarya Percepatan Penurunan Stunting di Kecamatan Senori. (ist)

Pentingnya Konvergensi Dukungan dan Kolaborasi Untuk Sukseskan Bangga Kencana dan Penanganan Stunting

Tubankab - Percepatan penurunan stunting menjadi salah satu program prioritas pemerintah saat ini karena stunting memiliki dampak luas termasuk pada masa depan bangsa. Oleh karena itu, membutuhkan perhatian, partisipasi, dan peran serta seluruh elemen masyarakat.

Hal ini disampaikan Sekretaris Camat Senori, Drs. Hermanto, pada kegiatan Mini Lokakarya Percepatan Penurunan Stunting Kecamatan Senori di pendapa kecamatan setempat, Senin (05/08).

Hermanto menegaskan, Pemerintah Kecamatan Senori berkomitmen untuk mendukung suksesnya program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) serta penanganan stunting. Menurutnya, hal ini hanya dapat diselesaikan dengan konvergensi dukungan serta keterlibatan kolaborasi berbagai pihak.

Pada kesempatan yang sama, Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) Kecamatan Senori, Liliya Suci Prastika, menjelaskan tentang konsep percepatan penurunan stunting yang dimulai dari hulu agar bayi lahir tidak stunting.

Selanjutnya, ia memaparkan profil keluarga berisiko stunting berdasarkan hasil verifikasi dan validasi Keluarga Rawan Stunting (KRS) serta laporan capaian pendampingan di Kecamatan Senori. Sesuai catatan Puskesmas setempat, hingga Juni 2024, terdapat 73 kasus tengkes atau stunting di Kecamatan Senori.

Berdasarkan laporan tersebut, diketahui calon pengantin (catin) di Kecamatan Senori pada semester pertama tahun 2024 mencapai 182 sasaran. Catin yang mendapatkan pendampingan dari Tim Pendamping Keluarga (TPK) mencapai 84 sasaran atau 46,15 persen.

Sementara itu, sebanyak 249 ibu hamil (bumil) di Kecamatan Senori telah mendapatkan pendampingan 100 persen. Sedangkan, pendampingan ibu nifas/pascapersalinan mencapai 169 sasaran atau 85,35 persen.

Pendampingan anak usia di bawah dua tahun (baduta) 613 sasaran atau 91,49 persen. Kemudian, pendampingan anak usia di bawah lima tahun (balita) 741 sasaran atau 66,45 persen.

Beberapa kendala di lapangan yang dihadapi petugas dalam program percepatan penurunan stunting tersebut antara lain terdapat anggota TPK yang kurang/tidak aktif, kader TPK tidak memasukkan data sebagaimana mestinya, dan kesulitan dalam pendampingan bumil khususnya dalam kasus kehamilan yang tidak diinginkan.

Adapun beberapa solusi dari permasalahan tersebut, tambahnya, melakukan pembagian tugas antaranggota TPK setiap tim, melaksanakan pencocokan jumlah visum dan data yang dimasukkan saat penyetoran di Balai Keluarga Berencana (KB), dan melakukan pendekatan pada sasaran bumil.

Berdasarkan diskusi mini lokakarya hari ini, akan disusun rencana tindak lanjut untuk menekan angka stunting khususnya di Kecamatan Senori,” ujarnya. (yeni dh/hei)

comments powered by Disqus