PETANI TEMBAKAU RUGI JUTAAN RUPIAH, INI PENYEBABNYA

  • 09 August 2016 14:38
  • Heri S
  • Umum,
  • 1430

Tubankab - Ratapan pilu dirasakan sejumlah petani tembakau di Desa Sumberagung, Kecamanatan Plumpang, Kabupaten Tuban. Ini terjadi karena tanaman tembakau milik mereka rusak parah diserang hama ulat hijau. Akibatnya, mereka terancam tak bisa meraup untung.

Sedikitnya ada 19 hektare tanaman tembakau yang rusak parah pada musim tanam tahun ini. Sebagain pucuk daun tembakau terpotong oleh gigitan ulat. Bahkan, daun-daun tembakau juga banyak yang berlubang. Diperkirakan hasil panen petani akan menurun hingga 30 persen akibat serangan tersebut.

Serangan hama ulat tersebut diperkirakan sudah sejak sepekan terakhir. Kondisi ini tidak hanya membuat para petani resah, akan tetapi mereka terancam mengalami kerugian yang cukup besar, menyusul banyak daun tanaman yang tak dapat dipanen, sehingga terpaksa dipetik lebih awal dan dibuang begitu saja.

“Nilai kerugian petani bisa mencapai Rp. 2 juta – Rp. 3 juta per petak dengan luas lahan sekitar 200 meter persegi. Jika kondisi normal, sepetak lahan tersebut mampu menghasilkan 3 kwintal daun basah. Namun, pada musim panen nanti dapat berkurang hingga menyisakan 2 kwintal daun basah saja untuk sekali pemetikan,’’ keluh Munir (45), salah seorang petani tembakau saat ditemui wartawan, Selasa (09/08).

Selain dapat menurunkan hasil panen, imbuhnya, serangan hama ulat ini juga membuat kualitas tembakau menjadi rendah dan menyebabkan daun tembakau tidak laku untuk dijual. Mereka menduga meningkatnya serangan hama ulat ini, lebih disebabkan faktor cuaca. Kemarau basah membuat tembakau menjadi sasaran ulat, karena banyak mengandung air.

“Kami sudah berupaya mengatasi masalah ini. Selain melakukan penyemprotan anti ulat dan pestisida, sebagian petani juga memilih cara manual dengan menggunakan tangan karena lebih efektif memberantas ulat agar tak berkembang biak,’’ tukasnya. (wan/hei)

comments powered by Disqus