Foto : Para petani tembakau usai memanen di ladang mengeluhkan hasil panennya. (chusnul)

Puncak Musim Panen, Petani Tembakau Merugi, Ini Penyebabnya

Tubankab - Meski saat ini memasuki puncak musim panen (September-Oktober). Namun, sebagian besar petani tembakau di Kabupaten mengeluh menyusul anjloknya harga tembakau pada tahun ini.

Pantauan reporter tubankab.go.id di area persawahan Desa Sambongrejo, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban menyebutkan, sebagian petani sudah memanen tembakaunya saat ini. Namun, mereka mengaku merugi karena dampak musim kemarau yang panjang tahun ini. Sehingga, tanaman tidak bisa tumbuh normal. Ironisnya, harganya pun anjlok.  

"Petani merugi, selain gagal panen harganya pun anjlok di luar perkiraan," ujar Dimiyati salah seorang petani setempat, Rabu (12/09). 

Selain itu, petani tersebut mengaku harga tembakau yang semula per kilogram dipatok Rp 35 ribu, kini masuk musim panen hanya dibandrol sekitar Rp 20 ribu. Hal ini membuat para petani tembakau menjerit, karena hasil panen tidak sebanding dengan biaya tanam.

"Kemungkinan anjloknya harga juga karena kondisi tembakau yang kurang bagus akibat cuaca serta masuk musim panen yang bersamaan," imbuhnya.

Menanggapi hal tersebut, Murtadji, S.PI, MM selaku Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Tuban menyampaikan, tanaman tembakau yang daunnya keriting/kerdil disebabkan oleh virus phytopthora.

“Penyebabnya adalah cuaca yang tidak mendukung, bila saat tanam masih ada hujan, tanaman yang kena hujan layu dan mati, yang bertahan hidup daunnya diserang virus phytopthora,” ucap mantan Camat Bancar ini.

Sedangkan cara pengendalian, menurutnya, tanaman yang terserang harus segera dicabut dan dikubur supaya tidak menular ketanaman yang sehat, dan juga tanaman yang belum terserang dapat disemprot dengan aph tricoderma (tricoderma adalah agen hayati yang merupakan jamur antagonis yang bisa mengendalikan penyakit yang ditimbulkan oleh jamur yang lain).

Pihaknya juga mengimbau, agar para petani tembakau paham betul dengan cuaca. “Waktu tanam diusahakan sudah tidak ada hujan (awal musim kemarau). Dan diharapkan bisa menjaga kebersihan lahan sebelum ditanami,” imbuhnya.

Sedang untuk anjloknya harga, pihaknya telah mengupayakan untuk mempertemukan antara petani tembakau dan pembeli, terutama pembeli dari Jawa Tengah. (chusnul huda/hei)

comments powered by Disqus