WARGA PILIH MUDIK LEWAT JALUR ALTERNATIF, KENAPA ?

  • 07 July 2016 16:27
  • Heri S
  • Umum,
  • 510

Tubankab - Mudik Lebaran tidak hanya melalui jalur darat, udara ataupun laut, mudik juga bisa dilakukan melalui sungai. Di Kabupaten Tuban, ratusan warga memilih mudik Lebaran melalui jalur sungai karena dianggap lebih efektif dan efisien. Mudik lewat jalur alternatif ini pun menjadi berkah bagi para tukang perahu karena banyaknya para pemudik.

Kondisi ini seperti yang dirasakan para penyedia jasa penyeberangan perahu di Desa Ngadirejo, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban. Saat mudik Lebaran, pendapatan mereka naik hingga 3 kali lipat dibanding pada hari biasa. Jika hari biasa, pendapatan mereka hanya mencapai rata-rata Rp. 500 ribu per hari, maka saat mudik Lebaran seperti saat ini, bisa melonjak hingga mencapai Rp.1,5 juta per harinya.

Meningkatnya pendapatan para tukang perahu, disebabkan adanya lonjakan penumpang baik dari warga sekitar bantaran sungai yang hendak berkunjung ke kerabatnya, maupun warga yang pulang dari tempatnya merantau ataupun bekerja di luar daerah. “Lebaran kali ini ramai sekali. Ini penyeberangan dari Rengel, Tuban ke Kanor, Bojonegoro dan sebaliknya,” ujar Supriyadi, penyedia jasa penyeberangan perahu Bengawan Solo, Kamis (07/07).

Menurut Supriyadi, warga lebih memilih menggunakan jasa penyeberangan perahu karena dirasa lebih dekat dan efisien dibanding harus melewati Jembatan Babat, Lamongan yang lokasinya mencapai 30 kilo meter. “Kalau lewat Babat lebih jauh karena harus memutar,’’ cetusnya.

Ia menambahkan, penyeberangan dengan menggunakan transpotasi tradisional tersebut juga tak butuh biaya mahal karena warga hanya merogoh kocek sebesar Rp. 4.000 per orang. “Harga, segitu sudah termasuk dengan satu unit motor yang mereka bawa,’’ tuturnya.

Diperkirakan jumlah pengguna jasa penyeberangan ini, lanjutnya, masih akan terus bertambah, setidaknya hingga akhir pekan ini. Sebab, jarak tempuh untuk menuju dua kabupaten (Tuban dan Bojonegoro) jadi makin singkat dengan menggunakan jasa perahu penyeberangan. (wan/hei)

comments powered by Disqus