Foto : Pekerja saat kerjakan proyek pengembangan sistem penyediaan air minum. (ist)

Pemkab Tuban Jalankan Program Pengelolaan dan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum

Tubankab - Upaya peningkatan akses air bersih terus dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Tuban, baik melakukan eksplorasi hingga penambahan jaringan atau pipanisasi. 

Data dari Dinas PUPR PRKP Kabupaten Tuban menyebutkan, di tahun 2023 terdapat 6 titik yang akan mendapatkan bantuan program tersebut, melalui alokasi APBD. Di antaranya, pengeboran di Desa Pacing, Kecamatan Parengan, pengembangan jaringan di Desa Sumberarum, Kecamatan Kerek, pengembangan jaringan di Desa Kanorejo, Kecamatan Rengel, Desa Jadi dan Penambangan, Kecamatan Semanding .

Tak hanya dari APBD, namun juga melalui alokasi Dana Alokasi Khusus (DAK) yang akan dikerjakan di 12 titik, yaitu Desa Sumberagung, Kecamatan Plumpang, Desa Campurejo, Kecamatan Rengel, Desa Sumurjalak, Kecamatan Plumpang, Desa Bangunrejo, Kecamatan Soko, Desa Sumberejo, Kecamatan Rengel, Desa Kepohagung, Kecamatan Plumpang, Desa Katerban, Kecamatan Senori, Desa Kedungsoko, Kecamatan Plumpang, Desa Tingkis, Kecamatan Singgahan, Desa Tanggir, Kecamatan Singgahan, serta Desa Bendonglateng, Kecamatan Kenduruan.

“Jadi ada 18 titik, dengan jenis kegiatan perluasan jaringan melalui pipanisasi, dan peningkatan jaringan air bersih lewat eksplorasi pengeboran mencari sumber air,” ungkap Kabid Cipta Karya Dinas PUPR PRKP Kabupaten Tuban Aizah Tis Inawati, saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (04/07).

Aiz, sapaan akrabnya menjelaskan, program yang termasuk hibah  tersebut, telah direncanakan di tahun sebelumnya melalui usulan dari masyarakat atau desa. Artinya, seluruh titik sasaran program telah sesuai dengan usulan masyarakat. “Jadi memang melalui pengajuan kelompok masyarakat,” jelasnya.

Aiz menerangkan, dalam setiap kegiatan eksplorasi atau pengeboran, tidak selalu menemukan air. Meskipun sebelum pengeboran, tim akan melakukan tes geolistrik untuk mengetahui indikasi atau potensi air bersih, namun tak jarang  berakhir dengan lumpur atau hanya mendapatkan 2 liter per detik.

“Kabupaten Tuban memang termasuk sulit untuk menemukan sumber air, karena secara geologi kita berada di daerah batuan karst atau pegunungan kapur utara, sehingga banyak wilayah yang kering, misalnya Senori dan Parengan itu sulit cari sumber air,” jelentrehnya.

Untuk itu, Aizah menyarankan agar desa yang masuk dalam daerah kering dan tidak ada potensi sumber air bersih, dapat membuat kesepakatan atau MOU dengan desa tetangga untuk sharing air bersih. “Nanti akan kita bantu pipanisasinya untuk menyambungkan air bersih ke desa tersebut,” sebut Aiz.

Saat ini, capaian akses air bersih Kabupaten Tuban baru mencapai 90,68 persen. Artinya, belum semua desa di Kabupaten Tuban mendapatkan kemudahan akses air bersih. Untuk itu, pihaknya berharap, masyarakat dapat mengusulkan program kepada Pemkab, yang kemudian akan diserahkan kepada masyarakat untuk kelompok masyarakat atau Bumdes untuk di swakelola.

“Bisa program pengembangan jaringan, pipanisasi, tandon air, kalau sudah punya sumber air bersih. Atau penambahan kapasitas dengan melakukan eksplorasi, bisa diusulkan terlebih dahulu dengan pengajuan proposal,” pungkasnya.  (nurul jamilah/hei)

comments powered by Disqus