DUKUNG KEDAULATAN PANGAN, MANFAATKAN LAHAN HUTAN

Tubankab – Kepala Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Timur, Andi Purwadi, mengatakan kawasan hutan Perhutani dapat memberikan manfaat nyata berupa produk pangan kepada masyarakat sekitar hutan yang dapat dikonsumsi langsung, maupun untuk bahan baku pakan ternak, salah satunya tanaman jagung.

“Dalam rangka mendukung program kedaulatan pangan pemerintah, yaitu nawacita, Perum Perhutani akan terus bersinergi dengan BUMN lainnya,” kata Andi Purwadi, saat memberikan sambutan dalam rangka panen raya jagung guna peningkatan produktivitas lahan untuk mendukung kedaulatan pangan, di petak 29 E Resor Pemangkuan Hutan (RPH) Tawun, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Bahoro, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Jatirogo, Tuban, Selasa (01/03).

Hadir dalam kesempatan tersebut Pangdam V/Brawijaya, Mayor Jenderal TNI Sumardi, Bupati Tuban H. Fathul Huda, Wakil Bupati Tuban H. Ir. Noor Nahar Hussein, M.Si, Ketua DPRD Tuban Miyadi dan Gubernur Jawa Timur yang diwakili Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur Ir. Indra Wiragana, Msi.

Andi menambahkan, selama lebih dari lima puluh tahun, Perum Perhutani telah berkontribusi pada pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat desa hutan, melalui penanaman tanaman pangan di kawasan hutan dengan pola tumpangsari, program perhutanan sosial, program Pemberdayaan Masyarakat Desa Hutan (PMDH) dan sistem Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM).”Hasil panennya, tiap tahun selalu meningkat,’’ terangnya bangga.

Guna mendukung kebijakan kedaulatan pangan tersebut, lanjutnya, sejak 2014 Perum Perhutani bekerjasama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, melakukan ujicoba Integrated Farming System (IFS), seluas 156,50 hektare di empat lokasi hutan, yaitu Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Randublatung, KPH Cepu, KPH Pati, dan KPH Banyumas Timur. “Untuk tahun 2015, ujicoba penanaman diperluas ke 16 KPH Perhutani dengan total areal 4.025,06 hektare dengan jenis tanaman padi, jagung dan kedelai,’’ akunya.

Lebih jauh dia menjelaskan, pada 2016 Perum Perhutani mengalokasikan lahan hutan untuk tanaman padi seluas 15.364 hektare dan jagung 193.820 hektare. Luasan tersebut, imbuhnya, ditarget menghasilkan gabah 131.488 ton dan jagung pipil 1.220.131 ton, dengan sebaran panen dari Provinsi Jawa Tengah 29 %, Jawa Timur 60 %, Jawa Barat 11 % dan Banten 1%. “Kontribusi jagung dari lahan Perum Perhutani tersebut diharapkan akan memenuhi kebutuhan jagung nasional sebesar lebih kurang 20.22 juta ton,’’ jelasnya.

Andi menambahkan, untuk wilayah Kabupaten Tuban, kawasan hutan Perum Perhutani yang berpotensi menghasilkan jagung seluas 19.737,55 hektare dengan target produksi 71.055 ton. Luasan tersebut terdapat di tiga KPH, yaitu tumpangsari jagung di KPH Jatirogo 5.208,55 hektare, KPH Parengan 4.107,85 hektare dan KPH Tuban 10.421,15 hektare. “Penyerapan tenaga kerja dari komoditas jagung sekitar 37 ribu orang petani hutan dengan estimasi pendapatan setiap kali panen lebih dari Rp. 177,6 miliar. Lokasi petak 29 E, RPH Tawun, BKPH Bahoro, KPH Jatirogo Divisi Regional Jawa Timur yang dipanen hari ini, luasnya 37,10 hektare adalah hasil kerjasama Perum Perhutani dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH),” bebernya.

Sementara itu, H. Fatchul Huda dalam sambutannya mengatakan, Kabupaten Tuban sebagai lumbung jagung, lumbung padi dan lumbung daging, harus terus ditingkatkan, karena semakin tahun lahan pertanian semakin berkurang, tapi penduduk semakin bertambah. Selain itu, ungkap bupati, mafia pupuk juga harus diberantas, karena sangat menyulitkan para petani.” Kami berterimakasih karena berkat para TNI dan jajarannya, mafia pupuk bisa terus diawasi,”.

Huda menambahkan, pihaknya juga berterima kasih kepada Perhutani, karena sudah merelakan lahannya untuk ditanami para petani dengan gratis tanpa sewa lahan, oleh sebab itu kebaikan Perhutani harus diimbangi masyarakat dengan menjaga kelestarian hutan, agar tidak gundul. (nul/hei)

comments powered by Disqus